Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perwira senior militer Israel menuduh kepemimpinan politik negara itu memprovokasi eskalasi di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para petugas mengatakan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich—keduanya tokoh ekstremis sayap kanan— “bertanggung jawab langsung” atas meningkatnya kekerasan di wilayah pendudukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para perwira senior itu memperingatkan bahwa situasinya bisa berubah menjadi pemberontakan besar-besaran, yang melibatkan banyak pemuda Palestina yang sudah menghadapi pengangguran dan kurangnya kesempatan.
“Kami berusaha mencegah penduduk untuk sepenuhnya ikut dalam kekerasan,” kata seorang perwira militer kepada surat kabar Yedioth Ahronoth, seraya menambahkan bahwa pembatasan yang dilakukan Israel telah memperburuk ketegangan di wilayah tersebut.
Serangan terhadap warga Palestina oleh pemukim ilegal Israel juga mendorong generasi muda Palestina untuk bergabung dengan kelompok bersenjata di Tepi Barat, mereka memperingatkan.
“Situasi ini tidak bisa berlanjut. Kita berada di ambang ledakan besar di Yudea dan Samaria (Tepi Barat),” kata perwira senior militer lainnya.
Para perwira Israel memperingatkan bahwa provokasi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah seperti intrusi Ben-Gvir ke Masjid Al Aqsa dan upayanya untuk mengizinkan ibadat Yahudi di lokasi konflik berisiko mengobarkan ketegangan di Tepi Barat dan seluruh dunia Arab.
Pekan lalu, tentara Israel melancarkan operasi militer terbesarnya di Tepi Barat bagian utara dalam dua dekade, menewaskan sedikitnya 40 orang dan menyebabkan kerusakan besar di wilayah tersebut.
Ketegangan meningkat di seluruh Tepi Barat ketika Israel terus melancarkan serangannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.900 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober lalu.
Setidaknya 692 orang telah terbunuh dan lebih dari 5.700 orang terluka akibat tembakan Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak saat itu, menurut Kementerian Kesehatan.
Eskalasi ini menyusul keputusan penting Mahkamah Internasional pada 19 Juli, yang menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun di wilayah Palestina melanggar hukum dan menyerukan evakuasi seluruh permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
ANADOLU