Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Phnom penh tetap curiga

Rejim pol pot diakui sebagai wakil sah kamboja di pbb. pemerintah heng samrin menolak setiap bantuan, meskipun rakyat sedang kelaparan. pemerintahnya mau menerima bantuan tanpa ikatan politik. (ln)

6 Oktober 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU kemenangan diplomatik, tentu saja, buat rejim Pol Pot ketika Majelis Umum pekan lalu memutuskan bahwa pemerintahnya adalah wakil sah lKambodia di PBB. Terlebih dulu dalam KTT Havana, meskipun melalui perdebatan yang cukup sengit, kedua rejim Pol Pot dan Heng Samrin tetap tak diterima sebagai wakil Kambodia. Perkembangan di PBB itu juga berarti kemenangan buat Cina dan ASEAN yang tetap mempertahankan agar kursi Kambodia diisi oleh rejim Pol Pot. Begitupun, para ahli tentang Asia di PBB, yang dikutip International Herald Tribune, menatakan bahwa kemenangan Pol Pot itu tidak relevan terhadap jutaan penduduk Kambodia yang sekarang terancam bahaya kelaparan. Bahkan itu bisa membikin lebih parah lagi kehidupan rakyat Kambodia. Soalnya, demikian para ahli tersebut, nasib rakyat Kambodia sekaran ditentukan oleh Heng Samrin dan tentara Vietnam yang mendukungnya di sana. Kebetulan rakyat Kambodia sedang menghadapi kelaparan dan berbagai macam penyakit. Mereka hampir dapat dikatakan tak tahu apa yang terjadi, kecuali menunggu bantuan pangan. Pemerintah Heng Samrin menyatakan menolak setiap bantuan kalau itu diberikan juga untuk rakyat yang berada di wilayah rejim Pol Pot. Padahal sebelum itu Menlu rejim Heng Samrin telah menyatakan kesediaan pemerintahna untuk menerima semua bantuan tanpa ikatan politik. Phnom Penh menuduh bahwa bantuan itu bertujuan mensuplai sisa pasukan Pol Pot. "Imperialis dan kekuatan reaksioner internasional ingin mengambil keuntungan dengan dalih kemanusiaan dan mendesak agar bantuan itu diberikan kepada kedua pihak," kata Pemerintah Heng Samrin. Pernyataan ini cukup membingungkan pejabat suatu lembaga bantuan di Bangkok. "Kami tak tahu apa maksudnya," kata pejabat itu. Cuma Muangthai ingin mempertahankan sikap 'netral' terhadap konflik kedua rejim itu yang masing-masing didukung Soviet-Vietnam dan Cina. Pemerintah Muanthai menegaskan bahwa bantuan pangan untuk Kambodia melalui Muangthai hanya akan dibagikan pada orang sipil. Namun Phnom Penh tentu saja tak percaya. Soalnya pekan lalu Phnom Penh menuduh Muangthai memberikan perlindungan pada Pol Pot dan Heng Sary. Masalah Kambodia ini tampaknya nakin sulit untuk dipecahkan, apalagi disitu terlibat Soviet-Vietnam dan Cina. Untuk suatu penyelesaian, Pangeran Sihanouk pernah didesas-desuskan akan memimpin langsung Khmer Merah sebagai Kepala Negara Demokrasi Kambodia. Ternyata dia membantah berita itu dari Pyongyang dengan mengirim telegram untuk Reuter di Peking pekan lalu. Bekas Kepala Negara Kambodia itu menegaskan sikap netralnya dan menolak untuk bersekutu dengan Khmer Merah. "Ini tak berarti saya mendukung Vietnam," katanya. Dan Sihanouk menuduh blok Soviet-Vietnam dan blok Cina AS dan ASEAN serta negara barat lainnya sama-sama bertanggung jawab terhadap pembantaian dan langkah ke arah pemusnahan bangsa Kambodia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus