ORGANISASI Pembebasan Palestina (PLO rupanya mulai mendapat
perhatian besar dari beberapa negara Eropa. Bukan tak mungkin
ini merupakan titik balik dari perjanjian Camp David. Terutama
sejak Mesir secara sepihak mengadakan pendekatan dengan Israel
di bawah payung Amenka Serikat.
Luigi Granelli, anggota parlemen Italia dari Partai Kristen
Demokrat, mengatakan bahwa negaranya bisa saja mengakui PLO
walaupun sekutunya dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) mungkin
bersikap lain. Tapi, lanjutnya, adalah lebih baik kalau juga
anggota MEE lainnya setuju. Granelli juga menjabat penasehat
politik luar negeri pada partai yang berkuasa di Italia itu. Dia
berbicara dalam suatu pertemuan di Roma pekan lalu tentang 'Hak
Rakyat Palestina'.
Pernyataan ini tentu saja ditanggapi dengan gembira oleh
perwakilan PLO di Roma. Ini merupakan kesempatan baik buat
pemimpin PLO Yasser Arafat berkunjung ke Roma sebelum akhir
tahun, kata M.M. Hammad. Jika itu betul, Italia satu-satunya
dari 9 negara MEE yang akan dikunjungi Arafat. Dan ini mungkin
akan menimbulkan gelombang baru di kalangan MEE yang selama ini
berusaha mengkoordinasikan politik luar negerinya.
Memang akhir-akhir ini Italia, Perancis dan Irlandia
kelihatannya agak lebih terbuka terhadap PLO daripada Inggeris
dan Negeri Belanda. Sikap mereka ini tentu saja tak terlepas
dari kekhawatiran terhadap kemungkinan berulangnya 'embargo
minyak'. Kalau hal serupa ini terjadi lagi sebagai akibat
sengketa Palestina, mereka minimal berharap untuk dikecualikan.
Perobahan sikap terhadap PLO pernah menggemparkan ketika
Kanselir Austria Bruno Kreisky memprakarsai suatu pertemuan
bertiga dengan bekas Kanselir Jerman Barat Willy Brandt dan
Arafat Juli lalu di Wina. Menyusul pertemuan itu, Jurgen
Mollemann, tokoh partai politik Jerman lainnya pergi ke Beirut
menemui Arafat dan tokoh PLO lainnya. Di sana dia menjanjikan
dukungan negara MEE terhadap 'hak yang sah dari rakyat
Palestina'. Meskipun ini secara resmi dibantah pemerintah Bonn
Mollemann menegaskan bahwa dia sudah mendapat restu dari Menlu
Hans Dietrich Genscher untuk kunjungan tersebut. Mollemann
memang separtai dengan Genscher.
Suatu kontak yang makin mendekat antara PLO dengan Eropa
terlihat juga dari kunjungan Arafat ke Spanyol baru-baru ini.
Dia disambut hangat oleh Perdana Menteri Adolfo Suarez. Buat
Spanyol kunjungan Arafat ini sungguh berarti, demikian seorang
pejabat pemerintah di Madrid yang mengaitkannya dengan masalah
suplai minyak, karena besarnya dukungan negara Arab--produsen
minyak --terhadap kegiatan PLO.
Bahkan di Sidang Umum PBB, Menlu Perancis Jean Francois Poncet
telah mendesak Israel dan Palestina untuk mulai mengadakan
dialog. Dia juga mengutuk penyerbuan (Israel) yang
berulang-ulang ke selatan Libanon, walaupun tidak menyebut nama
Israel. Begitu pula suara Menlu Austria Willibald Phar yang juga
berbicara di Sidang Umum PBB pekan lalu. "Penyelesaian masalah
Timur Tengah hanya bisa dicapai melalui perundingan langsung
dengan rakyat Palestina," ujarnya. Dan, menurut dia, sebagian
besar rakyat Palestina telah menerima PLO sebagai wakilnya.
"Maka itu perundingan hanya mungkin dengan PLO," kata Phar.
Lebih jauh lagi himbauan Menlu Irlandia Michael O'Kennedy. Atas
nama negara-negara MEE dia mengajak untuk menghormati hak rakyat
Palestina, termasuk hak untuk mempunyai tanah air. Dan dia
menghimbau Sekjen PBB untuk mengadakan konferensi Timur Tengah.
Dalam rangka perjanjian Camp David, usaha segi-tiga (AS, Mesir
dan Israel) masih dilanjutkan untuk menyelesaikan masalah
Palestina. Tapi usaha ini, walaupun terbatas pada soal hak
otonomi (bukan negara Palestina), masih mengambang. Antara lain
karena dialog mereka dengan PLo belum terjadi.
Namun Robert Strauss. utusan istimewa Presiden Carter dalam
melaksanakan perjanjian Camp David, sudah mendekati Raja Hussein
dari Jordania yang belakangan ini akrab lagi dengan Arafat.
Carter pun, demikian suatu berita dari Kuwait pekan lalu, sudah
meminta Andrew Young, bekas dutabesar AS di PBB, supaya membuka
kembali kontaknya dengan PLO.
Semua perkembangan tadi sekaligus memberi pengakuan baru pada
PLO bukan lagi melulu organisasi teroris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini