Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Taipan Properti Jadi PM Thailand

Taipan properti Srettha Thavisin terpilih sebagai PM Thailand yang baru. Pita Limjaroenrat tersingkir.

27 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Konglomerat properti Srettha Thavisin terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand.

  • Srettha mendapat dukungan resmi Raja Thailand Vajiralongkorn.

  • Yevgeny Prigozhin, pemimpin tentara swasta Wagner Group, tewas dalam kecelakaan pesawat.

Thailand

Taipan Properti Jadi Perdana Menteri

SRETTHA Thavisin, konglomerat properti, terpilih sebagai Perdana Menteri Thailand melalui pemungutan suara di parlemen pada Selasa, 22 Agustus lalu. Srettha adalah calon perdana menteri dari Partai Pheu Thai, partai pimpinan Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengukuhan Srettha Thavisin sebagai pemimpin Thailand ini mengakhiri ketidakpastian politik selama berbulan-bulan seusai pemilihan umum pada Mei lalu. Partai Gerakan Maju (Move Forward) menang dalam pemilihan umum tersebut dan membentuk koalisi partai yang menguasai mayoritas kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Partai ini kemudian mengajukan pemimpinnya, Pita Limjaroenrat, sebagai calon perdana menteri. Dia gagal terpilih dalam pemilihan pertama di parlemen karena tak mendapat dukungan dari para senator, yang mendukung kerajaan dan bekas perdana menteri Prayut Chan-o-cha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pheu Thai, yang semula berkoalisi dengan Gerakan Maju, keluar dari koalisi dan membentuk koalisi baru dengan 11 partai, termasuk Partai Bangsa Thai Bersatu pimpinan Prayut dan Partai Prachachat, partai pendukung kerajaan. Koalisi inilah yang kemudian mengajukan Srettha Thavisin, yang baru bergabung dengan Pheu Thai pada November 2022, sebagai calon perdana menteri. Srettha juga mendapat dukungan resmi dari Raja Thailand Vajiralongkorn.

Srettha mengaku menjadi calon perdana menteri untuk memajukan ekonomi negeri itu. “Saya melakukan ini karena saya ingin memperbaiki negara dan perekonomian,” tulis Srettha di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter, menjelang pemungutan suara di parlemen. “Musuh saya adalah kemiskinan dan kesenjangan. Tujuan saya adalah penghidupan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Thailand.”

Srettha diundang Prayut Chan-o-cha ke Kantor Perdana Menteri pada Kamis, 24 Agustus lalu. “Jenderal Prayut tampak baik dan mengajak saya berkeliling,” kata Srettha seperti dikutip Bangkok Post. “Dia bilang kepada saya bahwa saya dari sektor bisnis dan saya mungkin punya pendekatan kerja yang berbeda. Dia berkata ada beberapa sektor lain yang juga perlu dipertimbangkan. Dia meminta saya melanjutkan kebijakan-kebijakan sebelumnya yang sudah ia mulai.”



Rusia

Bos Wagner Tewas dalam Kecelakaan

YEVGENY Prigozhin, pemimpin tentara swasta Wagner Group, meninggal dalam kecelakaan pesawat di dekat Moskow, ibu kota Rusia, pada Rabu, 23 Agustus lalu. Embraer Legacy, pesawat jet milik salah satu perusahaan Prigozhin, terbakar dalam perjalanan dari Moskow ke St. Petersburg. Ia mengangkut tujuh penumpang dan tiga kru yang semuanya tewas dalam kecelakaan itu. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut ini sebagai tragedi dan menyatakan penyelidikan sedang dilakukan terhadap peristiwa tersebut.

Warga menyalakan lilin di depan potret Wagner Yevgeny Prigozhin di Moskow, Rusia, 24 Agustus 2023. REUTERS/Stringer

Berbagai spekulasi muncul tentang penyebab kecelakaan. Menurut BBC, Grey Zone, kanal Telegram yang terhubung dengan Wagner, melaporkan pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal Rusia, tapi tak memberikan bukti memadai atas tuduhan ini. Kementerian Pertahanan Amerika Serikat menyatakan tak ada indikasi penggunaan rudal dalam insiden ini. Seorang pejabat Amerika menyatakan yang lebih memungkinkan adalah ledakan di dalam kabin, yang bisa saja terjadi karena ledakan bom.

Yevgeny Prigozhin adalah sekutu Vladimir Putin. Pasukan Wagner Group-nya berperan besar dalam invasi militer Rusia ke Ukraina. Namun hubungan keduanya retak setelah Prigozhin memerintahkan pasukannya bergerak ke Moskow dalam sebuah pemberontakan melawan pemimpin militer Rusia selama sehari pada Juni lalu. Pemberontakan berakhir setelah tercapai kesepakatan bahwa dakwaan pengkhianatan terhadap Prigozhin dicabut dan ia direlokasi ke Belarus.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus