Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kolombia Gustavo Petro kembali mengungkit soal genosida Israel terhadap bangsa Palestina melalui cuitannya di platform media sosial X. Dia menyindir editorial sebuah media di negerinya yang menyatakan bahwa meskipun terjadi genosida batu bara harus tetap diekspor ke Israel. “Dengan batu bara mereka membuat senjata genosida,” tulisnya pada Jumat, 21 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama ini Kolombia berhubungan baik dengan Israel. Namun, saat perang Israel-Hamas di Jalur Gaza pecah, Presiden Petro mengkritik Negeri Yahudi dan mengumumkan bahwa negerinya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2 Mei 2024. Dia menyebut serangan Israel itu sebagai genosida dan membandingkan militer Israel dengan Nazis Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun gerah dengan komentar-komentar pedas Petro dan balas menyerang. “Israel tak akan dikuliahi oleh pendukung Hamas yang antisemit,” tulis Netanyahu di X.
Petro membalas lagi komentar itu. “Tuan Netanyahu, Anda akan tercatat dalam sejarah sebagai pelaku genosida. Menjatuhkan bom terhadap ribuan anak-anak, perempuan, dan orang tua yang tidak bersalah tidak menjadikan Anda seorang pahlawan,” tulis Petro di X. “Anda tetap berada di samping mereka yang membunuh jutaan orang Yahudi di Eropa. Genosida, baik terkait dengan agama atau tidak, adalah genosida. Setidaknya hentikan serangan yang terus berlanjut.”
“Jika Gaza mati, kemanusiaan mati,” kata Petro.
Petro juga menyatakan akan menghentikan ekspor batu bara ke Israel pada 9 Juni 2024. Menurut pemerintah Kolombia, batu bara itu digunakan Israel sebagai sumber energi untuk membuat senjata dan peralatan militer lain. Kolombia juga percaya bahwa operasi militer terhadap rakyat Palestina merupakan pelanggaran terhadap norma hukum internasional.
Kolombia adalah pemasok batu bara utama Israel yang diperkirakan senilai US$ 450 juta pada 2023. Negeri itu adalah produsen batu bara kelima terbesar di dunia dengan mengekspor sekitar 56,7 juta metrik ton batu bara pada tahun lalu, termasuk sekitar 3 juta ton ke Israel. Pembangkit listrik tenaga uap berbasis batu bara menyumbang 20 persen kebutuhan listrik Israel di luar pembangkit berbasis gas alam dan minyak.
Putusnya hubungan kedua negara mendorong Duta Besar Israel, Gali Dagan, akhirnya meninggalkan Kolombia pada Jumat, 21 Juni 2024. “Terima kasih banyak, Kolombia. Anda sangat baik kepada kami. Dua tahun kerja keras yang tak kenal lelah demi persahabatan antara negara dan masyarakat saudara kita. Kami merindukanmu. Selamat tinggal,” tulis Dagan di X.
Namun, embargo batu bara ke Israel itu menuai protes di kalangan para politikus pro-Israel di Kolombia. “Kolombia berada di sisi sejarah yang salah dan berada dalam posisi yang sangat buruk di kancah internasional. Petro menganggap kebijakan luar negeri negara kita konyol karena kebijakan itu diatur oleh perasaan mendalam dari mereka yang memerintah. Keputusannya akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kita,” kata mantan presiden Iván Duque Márquez kepada media Kolombia, Semana.
Mantan menteri pertahanan Diego Molano Aponte memperingatkan risiko dari putusnya hubungan kedua negara. “Israel selalu menjadi sekutu fundamental Kolombia dalam perang melawan terorisme, Israel mendukung pengembangan kemampuan Angkatan Bersenjata. Indumil memproduksi senapan Galil, yang digunakan dan dibawa oleh lebih dari 60 persen tentara, namun waralaba Israel memproduksi sebagian dari senapan tersebut, selain proses pemeliharaan dan dukungan yang dapat mempengaruhi kemampuan militer. Pesawat Kfir itu buatan Israel dan saat ini perawatannya sangat terbatas,” kata dia. Indumil adalah BUMN Kolumbia di bidang militer.
Petro tampaknya bergeming dengan berbagai komentar itu. “Orang-orang Semit seharusnya tidak bertanggung jawab atas genosida karena merekalah yang mengalami genosida itu. Sama seperti genosida yang dilakukan terhadap orang-orang Yahudi di era Nazi Eropa yang tidak dapat diterima, genosida yang terjadi saat ini terhadap rakyat Palestina juga tidak dapat diterima. Saya sekuler, republiken, dan pendukung rakyat biasa,” tulis Petro di salah satu cuitannya.