Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Institusi pendidikan di Bahrain telah diperintahkan oleh Raja Hamad Al Khalifa agar selalu menerapkan kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai nasional negara tersebut untuk melindungi agama dan pilar utamanya. Pengumuman ini menyusul adanya kritik mengenai perubahan pada peta wilayah Israel-Palestina yang diperebutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pernyataan resmi pemerintah Bahrain berbunyi, “Yang Mulia memerintahkan Menteri Pendidikan untuk memastikan agar kurikulum mematuhi ajaran Islam, sejalan dengan Piagam Aksi Nasional dan Konstitusi. Yang Mulia menegaskan kembali bahwa agama Islam tidak dapat diganggu gugat serta harus dihormati dan dilindungi dengan segala cara.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Melansir dari middleeastmonitor.com, amendemen yang dilakukan termasuk normalisasi hubungan antara Negara Teluk dan Israel serta penghapusan pelajaran tentang orang Yahudi. Namun, hal itu kembali menimbulkan provokasi di kalangan khatib dan cendekiawan yang meminta Kementerian Pendidikan untuk mempertimbangkan kembali amendemen tersebut.
Lantas, bagaimana rekam jejak Raja Hamad bin Isa Al Khalifa selama memimpin Bahrain selama 24 tahun terakhir? Berikut sejarah singkat Bahrain beserta profil lengkap Raja Bahrain, Hamad Al Khalifa.
Sejarah Bahrain
Bahrain, secara resmi disebut Kerajaan Bahrain, adalah sebuah negara pulau di Asia Barat. Ia terletak di Teluk Persia dan merupakan salah satu anggota Liga Arab bersama Kuwait, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Setelah sejarah panjang peradaban, Bahrain mulai eksis pada 1783 di bawah perintah dinasti Al Khalifa usai invasi Bani Utbah. Bahrain dipimpin oleh seseorang yang dijuluki sebagai “Hakim” kala itu.
Pada akhir 1800-an, setelah perjanjian berturut-turut dengan Inggris, Bahrain sempat menjadi protektorat (negara di bawah perlindungan) Britania Raya. Pada 14 Agustus 1971, Bahrain pun mendeklarasikan kemerdekaan. Bahrain 1971–2002 dipimpin oleh dua orang Emir, yakni Isa bin Salman Al Khalifa dan putranya, Hamad bin Isa Al Khalifa.
Saat era kepemimpinan Hamad, Bahrain bertransisi menjadi monarki konstitusional Islam (Kerajaan Bahrain) pada 2002 dengan Hamad Al Khalifa melanjutkan takhtanya sebagai Raja Bahrain.
Profil Hamad Al Khalifa
Hamad bin Isa bin Salman Al Khalifa, atau bisa disebut Hamad Al Khalifa saja, adalah Raja Bahrain sejak 14 Februari 2002. Sebelumnya, ia merupakan Emir Bahrain sejak 6 Maret 1999.
Melansir dari bahrainembassy.org, Hamad Al Khalifa lahir pada 28 Januari 1950 di Riffa, sebuah kota di tengah Bahrain. Pada usia enam tahun, ia memulai pendidikan dasar Islam, penguasaan bahasa Arab, hingga penghayatan terhadap syair-syair Arab.
Hamad Al Khalifa kemudian menempuh sekolah menengahnya di The Leys School, Cambridge, Inggris, dan kembali ke Bahrain pada 1967. Ia juga bergabung dengan Mons Officer Cadet School di Aldershot dan lulus 1968. Hamad Al Khalifa juga pernah belajar di Royal Military Academy Sandhurst.
Sekembalinya Hamad dari Sandhurst, ia berperan aktif dalam mempersiapkan Angkatan Pertahanan Bahrain (Bahrain Defence Force atau BDF) yang didukung oleh Piagam Amri, Agustus 1968. Ia pun diangkat menjadi Kepala Direktorat Pertahanan dan menjadi anggota Dewan Negara yang dibentuk pada 19 Januari 1970.
Karier Hamad berlanjut sebagai Menteri Pertahanan pada 15 Agustus 1971. Untuk mendukung jabatannya, ia bergabung dengan US Army Command and Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat (AS) pada 1972–1973. Hamad lulus dengan pujian dan gelar di bidang kepemimpinan.
Ia juga dianugerahi sertifikat kehormatan militer dari AS atas prestasi dalam urusan militer sejak 1968. Nama Hamad bahkan terdaftar dalam daftar kehormatan letnan perguruan tinggi. Pulang dari AS, Hamad lantas mengambil bagian aktif dalam proses pembangunan dan perluasan negara, khususnya oleh BDF. Upayanya meliputi bidang budaya, olahraga, militer, teknologi, dan ilmu kesehatan.
Jabatan lain yang pernah diampu oleh Hamad Al Khalifa sebelum akhirnya menjadi Emir Bahrain pada 1999 mencakup Wakil Kepala Dewan Keluarga Al Khalifa (1974), Presiden Dewan Tertinggi Pemuda dan Olahraga (1975), pendiri Pusat Dokumen Sejarah (1978), pendiri Pusat Studi dan Penelitian Bahrain (1981), serta tokoh independensi Angkatan Udara Kerajaan Bahrain (1987). Saat ini, Raja Hamad Al Khalifa tercatat sebagai Panglima Tertinggi BDF.
SYAHDI MUHARRAM