Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekte Lev Tahor, sebuah komunitas ultra-Orthodoks Yahudi, telah menjadi sorotan internasional akibat keterlibatannya dalam berbagai kontroversi, termasuk dugaan pelecehan anak, pernikahan paksa, dan pelanggaran hukum di beberapa negara seperti Kanada, Amerika Serikat, dan Guatemala.
Namun, di balik semua ini, ada sosok Rabbi Shlomo Helbrans, pendiri sekte ini yang menjadi tokoh dalam perjalanan kelompok tersebut. Siapakah Shlomo Helbrans, dan bagaimana rekam jejak kehidupannya?
Profil Shlomo Helbrans
Shlomo Helbrans lahir di Israel pada 1962 dan tumbuh dalam lingkungan Yahudi ultra-Orthodoks. Helbrans dikenal sebagai seorang yang sangat devout terhadap keyakinan agamanya sejak muda. Pada 1980-an, ia mendirikan komunitas Lev Tahor, yang dalam bahasa Ibrani berarti “Hati Murni.” Kelompok ini mengadopsi gaya hidup yang sangat konservatif, dengan interpretasi ketat terhadap hukum Yahudi (Halakha).
Helbrans meyakini bahwa negara Israel modern tidak sah secara teologis dan hanya dapat didirikan oleh Mesias. Keyakinan anti-Zionis ini menjadi salah satu alasan utama ia mengklaim mengalami penganiayaan politik dan agama.
Sejak awal berdirinya, Lev Tahor telah dikritik oleh berbagai pihak, termasuk komunitas Yahudi lainnya. Namun, kontroversi yang paling mencolok muncul ketika Shlomo Helbrans pindah ke Amerika Serikat dan terlibat dalam kasus penculikan pada tahun 1994.
Kasus Penculikan di Brooklyn
Dilansir dari CBC, Helbrans ditangkap dan dihukum di Amerika Serikat atas penculikan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun bernama Shai Fhima, yang datang ke komunitasnya untuk belajar agama. Helbrans dianggap memanipulasi anak tersebut untuk tinggal di komunitasnya dan menjauh dari orang tuanya. Ia dijatuhi hukuman empat tahun penjara, yang kemudian dikurangi menjadi dua tahun. Setelah bebas, Helbrans dideportasi ke Israel.
Pengakuan Pengungsi di Kanada
Setelah dideportasi ke Israel, Helbrans mencari suaka di Kanada pada 2003 dengan alasan akan menghadapi penganiayaan karena pandangan anti-Zionisnya. Meskipun memiliki catatan kriminal, Helbrans berhasil mendapatkan status pengungsi. Namun, investigasi kemudian mengungkapkan bahwa bukti yang diajukan dalam kasusnya, termasuk kesaksian dari anggota Lev Tahor, diduga dipalsukan atau dimanipulasi.
Pindah ke Guatemala
Setelah menghadapi tekanan di Kanada, komunitas Lev Tahor pindah ke Guatemala pada 2014. Di sana, mereka kembali terlibat masalah hukum, termasuk tuduhan pelecehan anak, pernikahan di bawah umur, dan perdagangan manusia. Pada 2022, pemerintah Meksiko bahkan menyelamatkan beberapa anak dari kamp Lev Tahor yang diduga menjadi korban kekerasan.
Dilansir dari Al Jazeera, Lev Tahor dikenal dengan aturan ketat, seperti kewajiban bagi wanita mengenakan pakaian serba hitam yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah. Komunitas ini juga menjalani kehidupan yang terisolasi, menghindari teknologi modern, dan mengatur pernikahan di dalam kelompok.
Helbrans sering membela praktik kelompoknya dengan menyebut kritik terhadap mereka sebagai bentuk anti-Semitisme. Namun, klaim ini ditolak oleh banyak pihak, termasuk komunitas Yahudi internasional yang menyebut Lev Tahor sebagai sekte yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar agama Yahudi.
Kematian Shlomo Helbrans
Shlomo Helbrans meninggal pada 2017 dalam sebuah insiden tenggelam di sungai di Meksiko. Meskipun kematiannya menimbulkan spekulasi, laporan resmi menyebutnya sebagai kecelakaan. Setelah kepergiannya, kepemimpinan Lev Tahor diteruskan oleh para pengikut setianya, termasuk Uriel Goldman, yang menjadi juru bicara kelompok tersebut.
Banyak negara, termasuk Israel, Kanada, dan Guatemala, telah menyelidiki aktivitas Lev Tahor. Pemerintah Israel bahkan menyerukan tindakan tegas terhadap kelompok ini, khususnya dalam hal perlindungan anak. Selain itu, komunitas Yahudi di Guatemala menegaskan bahwa Lev Tahor tidak mewakili nilai-nilai mereka.
Pilihan Editor: Pengadilan Israel Izinkan Yahudi Beribadah di Al Aqsa, Yordania Protes
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini