Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SATU per satu negara Eropa bereaksi atas terbongkarnya ulah agen Mossad dalam pembunuhan pemimpin Hamas, Mahmoud al-Mabhouh, di Dubai, Januari lalu. Selasa pekan lalu, pemerintah Irlandia memutuskan mengusir seorang diplomat Israel yang terlibat dalam pemalsuan paspor negara itu oleh tim pembunuh.
”Menurut kami, teror tidak harus dilawan dengan teror,” kata Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin saat mengumumkan hal ini. Menyebut tindakan itu sebagai ”aksi protes”, Irlandia mengumumkan pengusiran bersamaan dengan kabar bahwa kejaksaan Polandia bermaksud mengekstradisi Uri Brodsky ke Jerman.
”Pedagang” asal Israel itu tertangkap di Warsawa awal bulan ini karena dituduh sebagai orang yang mengajukan permohonan paspor palsu Jerman atas nama Michael Bodenheimer. Ini salah satu paspor yang digunakan pembunuh Mahmoud.
Irlandia menolak tegas pembunuhan tanpa pengadilan seperti terjadi pada Mahmoud. ”Kami percaya bahwa negara memiliki kewajiban beroperasi berdasarkan hukum dan menghormati cara hidup yang ingin dihancurkan oleh para teroris,” kata Martin menyindir Israel.
Inggris dan Australialah yang mula-mula sadar bahwa agen rahasia Israel telah mencuri dan memalsukan paspor beberapa negara untuk operasi pembunuhan Mahmoud. Kedua negara ini pula yang paling awal memulangkan diplomat Israel yang diduga terlibat dalam pemalsuan paspor.
Sebenarnya pemerintah Israel hingga kini belum membenarkan ataupun membantah tudingan bahwa mereka terlibat dalam pembunuhan Mahmoud. Tapi fakta temuan polisi Dubai yang beredar di jaringan Interpol dianggap cukup kuat membuktikan keterlibatan Mossad.
Menurut Belfast Telegraph, hasil investigasi pemerintah Irlandia menemukan setidaknya delapan paspor negara itu telah dipalsukan agen Mossad. Menteri Martin mengatakan fakta bahwa dokumen Irlandia telah digunakan oleh tim yang sama dengan yang telah memalsukan paspor Inggris dan Australia merupakan penegasan bahwa Mossad harus bertanggung jawab.
Namun Martin, dalam pengumuman itu, menolak menyebut nama diplomat yang diusir. ”Dia cuma korban kebijakan negara yang diwakili,” katanya.
Kedutaan Besar Israel di Dublin mengakui bahwa Duta Besar Zion Evrony telah dipanggil ke kementerian luar negeri Irlandia dan diberi tahu soal keputusan itu. Tapi dia menegaskan tak percaya bahwa tindakan itu akan berpengaruh terhadap ”hubungan positif” di antara kedua negara.
Anehnya, kementerian luar negeri Israel menyesalkan keputusan pemerintah Irlandia itu dan menyebutnya, ”Tak sejalan dengan pentingnya hubungan di antara kami.”
Philipus Parera (Christian Science Monitor, Jerusalem Post)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo