Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 20 perusahaan pertambangan Australia mempertunjukkan solusi, peralatan, dan kapabilitas berkelanjutan yang mutakhir dalam Pameran Mining Indonesia di Jakarta International Expo Center dari 11 hingga 14 September 2024. Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM antusias melihat semakin banyak peluang kolaborasi antara Australia dan Indonesia di sektor pertambangan. Acara ini, diharapkan menjadi katalisator kerja sama bisnis yang potensial dan mendorong upaya kedua negara mewujudkan masa depan nol emisi karbon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Australian Trade and Investment Commission (Austrade), didukung Pemerintah Negara Bagian New South Wales, Queensland, dan Western Australia, mengadakan resepsi untuk mempertemukan perusahaan-perusahaan pertambangan Australia yang sedang berkunjung dan ikut dalam pameran dengan para pelanggan dan pemangku kepentingan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan Australia yang berpartisipasi di Mining Indonesia adalah Bluescope Distribution, Crusader House, Aletek Global Indonesia, Halley & Mellows (HMA Group), Austin Engineering, Orica Mining Services, Tru-Flo Pumping System, Mammoth Equipment Group, Weir Mineral Indonesia, Precission Light and Air Process Analysers (PLAP), Insignia Mining, Encompass Mining, Alloy Steel, IMA Australia, Tiger Water Solution, Molycop, Jacon, Mineral Technologies, CR Mining, Blue Diamond Machinery, Maptek, M-Detect, Durst Industries, DyMark, dan CAT Australia. Mining Indonesia adalah pameran peralatan pertambangan internasional terbesar di Asia dan menyediakan platform bagi industri pertambangan Indonesia untuk berbisnis.
Sebelumnya dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony ke Jakarta pada Juni 2022, pihaknya mengutarakan komitmen memperpanjang kerja sama dan persahabatan. Indonesia dan Australia bermitra erat dalam isu-isu perdagangan, pembangunan, pendidikan, dan keamanan wilayah. Albanese berharap Australia dan Indonesia dapat membangun hubungan lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan mempromosikan kerjasama di bidang iklim, infrastruktur dan energi
Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelaskan kedua negara sama-sama berkeinginan membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Keduanya juga setuju meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan Pemerintah sebesar A$200 juta (Rp 2 triliun) dengan Indonesia
Pilihan editor: 10 Negara yang Tidak Pernah Dijajah Bangsa Eropa
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini