LIMA pekan Tancredo Neves berjuang melawan maut, tapi keajaiban tidak menolongnya pada saat-saat yang gawat itu. Presiden terpilih Brazil ini meninggal dunia, Senin lalu, dalam usia 75 tahun. Kondisi fisiknya yang sudah rapuh memburuk karena kerja keras. Dia dilarikan ke Institut Jantung Sao Paulo hanya beberapa saat sebelum acara pelantikan 15 Maret berselang. Neves sejak itu mengalami tujuh kali operasi, menderita infeksi dan terus-menerus ditempatkan pada mesin dialysis (pencuci darah). Terombang-ambing antara hidup mati, keselamatan Neves diperjuangkan dengan doa oleh 131 juta penduduk Brazil. Kendati belum sempat berbuat apa-apa, Neves sangat populer di kalangan rakyat jelata. Mereka berjejal di depan rumah sakit, sementara kegiatan ekonomi sehari-hari separuh terhenti. Tiap orang siap di depan tv atau radio menunggu berita penting. Manakala kesehatan Neves ternyata memasuki tahap gawat, tidak sedikit rakyat yang menangis tersedu-sedu. Sejak pemilu Januari lalu, Neves telah menjadi tumpuan harapan rakyat yang selama ini terhimplt krisis ekonomi. Sebagai tokoh dari Partai Gerakan Demokratik, ia, lewat pemilu, tiba-tiba terangkat sebagai simbol perjuangan sipil melawan kesewenangan pemerintahan militer. Adalah para jenderal juga, yang berkuasa selama 21 tahun di Brazil, yang mewariskan beban utang luar negeri US$ 98 milyar. Ini adalah satu dari banyak masalah yang terpaksa ditampung Neves. Dan ternyata ia tidak pula mendapat peluang mengatasinya. Wakil Presiden Jose Sarney, yang mengambil alih tugas Neves, dilantik sebagai penjabat presiden, lalu akhirnya menjadi presiden, tak lama setelah Neves meninggal. Kata orang, itulah detik-detik yang sangat dinantikan Sarney. Tapi sebagian rakyat memandang sinis Sarney, tak lain karena ia berasal dari partai yang menjalin kerja sama dengan pihak militer. Lagi pula, selama satu bulan memerintah, Sarney, 54, dikecam keras karena tidak mengambil inisiatif apa pun untuk mengatasi krisis ekonomi. Bekas pengacara itu bukan tidak tahu bahwa dirinya berada di bawah bayang-bayang kepopuleran Neves, dan kepemimpinannya diragukan rakyat banyak. Brazil, untuk sementara, memang tidak punya pilihan lain. Masa singkat kepemimpinan Neves lewat sudah, digantikan periode Sarney yang belum jelas arahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini