Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, membuka Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) atau International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy (IC-CCRL), yang diadakan Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Institut Leimena pada Rabu, 10 Juli 2024. Konferensi internasional LKLB yang diadakan selama dua hari pada 10 dan 11 Juli 2024, diikuti lebih dari 160 peserta luring dan 4 ribu peserta daring dari dalam dan luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Luar Negeri dalam pidato kuncinya menyampaikan pentingnya dialog konstruktif untuk mengatasi berbagai konflik di seluruh dunia. Konflik-konflik ini tidak secara inheren religius, tetapi unsur-unsur agama sering terkait, meningkatkan ketegangan. Oleh karena itu, memahami beragam agama menjadi sangat penting, sebuah upaya yang harus selalu dipelihara. Kebebasan setiap agama harus dijamin secara hukum, keragaman harus dihormati dan jangan sampai perbedaan agama menciptakan fanatisme dan menimbulkan ketegangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dalam hal ini, terdapat tiga agenda di mana Indonesia senantiasa bekerja secara aktif bersama komunitas internasional, yaitu mempekuat toleransi, mempromosikan inklusifitas, dan mendorong kolaborasi lintas agama," ungkap Retno.
Total negara yang hadir pada acara IC-CCRL sebanyak 37 negara. Tamu undangan diantaranya dari kedubes asing pada tingkat kepala perwakilan terlihat Duta Besar Austria, Yordania, Romania, Spanyol, Vatikan dan Persatuan Emirat Arab. Sedangkan Kedubes lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Malaysia, Laos, dan Filipina mengirimkan diplomatnya.
Tema yang diangkat adalah “Multi-faith Collaborations in an Inclusive Society", yang berfokus kepada pemahaman adanya kebutuhan yang semakin besar kolaborasi multiagama di mana orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan dapat saling belajar dan bekerja sama, dengan tetap mengakui dan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan mereka, dalam mengatasi masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama.
Konferensi Internasional LKLB diharapkan dapat memperkokoh modalitas Indonesia akan nilai-nilai toleransi, moderasi beragama, dan penghargaan terhadap kemajemukan. Konferensi ini mengangkat berbagai topik untuk penguatan kolaborasi multiagama, termasuk dari sisi pendidikan, penghormatan terhadap HAM, dan mempromosikan nilai-nilai LKLB dalam komunitas ASEAN.
Konferensi Internasional LKLB juga menyoroti peran penting pendidikan dalam pembangunan kolaborasi multiagama. Konferensi ini melanjutkan keberhasilan pelatihan Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Indonesia yang telah melatih lebih dari 8.500 guru dalam waktu sekitar 2,5 tahun, dan melibatkan sedikitnya 30 lembaga pendidikan dan keagamaan
Pilihan editor: Volodymyr Zelensky Akui Suplai Senjata ke Ukraina Sangat Kurang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini