Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkap proses evakuasi terhadap WNI di Lebanon sedang berlangsung usai serangan Israel ke Lebanon. Retno menyebut evakuasi WNI sedang dilakukan pemerintah melalui jalur darat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi yang dievakuasi kali ini adalah melalui darat," kata Retno ditemui wartawan di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat pada Kamis pagi, 3 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Retno menerangkan WNI yang sekarang sedang dievakuasi sudah berada dalam perjalanan menuju Indonesia. Sampai berita ini diturunkan, rombongan WNI yang dievakuasi itu sudah sampai Damaskus, Suriah, dengan selamat. Dari Suriah, mereka akan diterbangkan ke Indonesia.
Retno mencatat setidaknya 20-25 WNI ikut serta dalam evakuasi tahap ini. Dia belum bisa memastikan kapan rombongan WNI itu akan tiba di Indonesia karena sejumlah negara di kawasan Timur Tengah turut memberlakukan kebijakan buka-tutup perbatasan.
"Jadi kami akan lihat. Pokoknya, kesempatan terakhir penerbangan dapat dilakukan tentunya akan kami lakukan (evakuasi). Lebih cepat lebih baik," tuturnya.
Lebih lanjut, Retno menerangkan bahwa situasi di wilayah konflik itu belum stabil. Salah satu alasannya, wilayah udara kerap ditutup menyusul konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon.
Sebagai contoh, Retno menyinggung soal ruang udara di atas Yordania yang ditutup karena meningkatnya ketegangan dalam di Lebanon. Dia juga memastikan pemerintah akan tetap memerhati kondisi yang dinamis ini.
"Kami sudah memiliki satu grup para duta besar di Timur Tengah yang setiap waktu melaporkan kepada saya perkembangan di masing-masing negara," ucapnya.
Sebelumnya, Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Beirut Yosi Aprizal mengungkap evakuasi WNI gelombang pertama dilakukan terhadap 13 WNI pada 10 Agustus 2024. Lalu, evakuasi gelombang kedua dilakukan terhadap 7 WNI pada 18 Agustus 2024. Selanjutnya, evakuasi gelombang ketiga dilakukan terhadap 5 WNI pada 28 Agustus 2024.
"Total 25 WNI (yang sudah dievakuasi)," kata Yosi dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Selasa, 1 Oktober 2024.
Israel pekan lalu membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Pembunuhan Nasrallah dikhawatirkan mengganggu stabilitas Lebanon dan wilayah yang lebih luas.
Sejak Senin, 30 September 2024, serangan Israel yang gencar di seluruh Lebanon timur, selatan, dan di Beirut selatan telah menewaskan ratusan orang dan memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka. Pada awal minggu ini, kepala pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan lebih dari 200 ribu orang mengungsi di dalam Lebanon dan lebih dari 50 ribu telah melarikan diri ke negara tetangga Suriah.
Serangan intensif itu terjadi saat Israel mengalihkan fokus operasinya dari Gaza ke Lebanon, setelah hampir setahun terlibat baku tembak lintas perbatasan dengan Hizbullah terkait perang Gaza. Hizbullah menyatakan mereka bertindak untuk mendukung sekutunya, yaitu Hamas.