Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Robohnya si besi felix

Massa merobohkan patung felix dzerzhinsky sebagai ungkapan kebencian terhadap kgb. sebelum kudeta, kgb merupakan momok yang menakutkan. ada perombak- an besar-besaran ditubuh kgb.

31 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebencian terhadap KGB dilampiaskan massa dengan merobohkan pendiri dinas rahasia itu. Wali Kota Gavril Popov memperingatkan bahwa "struktur kriminil" dalam KGB masih tetap beroperasi. LAMBANG keangkeran badan intelijen Uni Soviet, Komitet Gosudarstvennoi Bezopasnosti (KGB), tumbang sudah. Kamis pekan lalu, ribuan warga Moskow bertepuk tangan ketika patung pendiri Komite Keamanan Negara itu, Felix Dzerzhinsky, yang terletak di halaman Markas Besar KGB, dirobohkan massa dan kemudian dipotong-potong dengan gergaji oleh sejumlah buruh. Mereka bersorak tiap kali potongan patung selesai digergaji. "Kami mau memberikan potongan-potongan ini pada siapa saja, seperti yang dilakukan pada Tembok Berlin," ujar Nikolai Amelin, yang memimpin penggergajian patung Si Besi Felix -- demikian julukan warga kota pada patung besar itu. "Saya tak takut mengerjakan semua ini karena tak ada lagi pihak militer dan KGB yang dapat menangkap saya," ujar Amelin setengah bercanda. Menurut Yelena Bonner, janda tokoh pembangkang kenamaan Soviet, mendiang Andrei Sakharov, penghancuran patung Si Besi Felix menandai era baru pasca-kudeta. "Seandainya kami membiarkannya tetap berdiri, tak bakal ada yang berubah," kata Bonner, yang ikut menyaksikan pemotongan patung tersebut. Pamor KGB memang ikut anjlok bersama gagalnya kudeta terhadap Presiden Mikhail Gorbachev. Apalagi orang nomor satu KGB, Jenderal Vladimir Kryuchkov, merupakan salah seorang tokoh pelaku kup, dan disebut-sebut memegang peran kunci. Tapi Wali Kota Moskow, Gavril Popov, masih memperingatkan bahwa "struktur kriminil" dalam KGB masih tetap beroperasi. "Kita masih harus mengubah drastis sistem organisasi KGB," kata rekan dekat Presiden Rusia Boris Yeltsin itu. Tampaknya perubahan besar-besaran memang bakal dilaksanakan dalam tubuh KGB. Jumat pekan lalu, kantor berita Soviet Tass menurunkan berita tentang larangan Leonid Shebarshin, pejabat ketua KGB yang baru diangkat Gorbachev, terhadap aktivitas sel-sel Partai Komunis di seluruh struktur polisi rahasia, termasuk pada tentara KGB. KGB selain melakukan kegiatan mata-mata di luar negeri, dan mengoperasikan kekuatan antiteroris di dalam negeri, juga punya pasukan tempur sendiri. Ada sekitar 220.000 penjaga perbatasan yang dilengkapi dengan pesawat dan kapal sendiri di bawah komando KGB. Lalu masih ada pasukan cadangan sukarela, sekitar 80.000 orang. Pendek kata, KGB mengelola tentara pilihan, bahkan punya nilai lebih dibandingkan unit-unit khusus pada angkatan bersenjata Uni Soviet, dalam jumlah besar, punya peralatan perang lengkap, dan bersifat otonom. Pasukan super KGB inilah yang ikut aktif dalam operasi militer di republik-republik Baltik, yang minta 14 nyawa demonstran Lithuania, di antaranya akibat dilindas tank, dalam operasi yang dikecam dunia internasional itu. Mereka juga terlibat dalam operasi militer di Azerbaijan, Januari tahun silam. Secara tak resmi, KGB berperan mengawasi kementerian dalam negeri Uni Soviet, yang menguasai pasukan polisi, dan juga berkuasa mengatur perdagangan luar negeri dan perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang dicurigai melakukan "sabotase ekonomi". Maka, KGB punya data tentang apa saja dan siapa saja. Adalah Dzerzhinsky, orang Polandia pendukung setia Lenin, yang meletakkan dasar pembentukan KGB. Mula-mula dinas rahasia ini bernama Cheka, dan bertujuan mempertahankan negara komunis baru yang diproklamirkan Lenin dari berbagai ancaman musuh dalam negeri maupun luar negeri. Pada 1954, Cheka, yang sudah berganti nama beberapa kali, resmi menjadi KGB. Sejak itu nama KGB merupakan momok di seantero Uni Soviet. Gambaran orang tentang agen KGB adalah polisi rahasia penyiksa dan pembunuh. Pada masa peme rintahan tangan besi Stalin tercatat sekitar 19 juta warga Uni Soviet dijebloskan di sel-sel bawah tanah Lubianka, markas besar KGB. Peristiwa itu dilukiskan secara mengerikan dalam buku First Circle oleh Alexander Solzhenitsyn, sastrawan pembangkang Uni Soviet. "Ayah saya ditembak mati di gedung itu," tutur Yelena Bonner, pekan lalu, saat menonton penghancuran patung Dzerzhinsky. Sejak berdiri, KGB berada di bawah kekuasaan Politbiro Partai Komunis Uni Soviet (PKUS). Baru tahun silam, secara formal kontrol atas KGB dialihkan pada Soviet Tertinggi. Sejumlah perubahan kosmetik juga dilakukan: direktorat kelima, yang dikenal brutal mengurus para pembangkang pada zaman pemerintahan Leonid Brezhnev, direorganisasi dan diberi nama baru: Direktorat untuk Menjaga Konstitusi. Perubahan besar itu dilakukan oleh Kryuckhov, yang diangkat Gorbachev pada 1988. Ia adalah pimpinan pertama KGB yang mendapat dukungan anggota parlemen sebelum pengangkatannya ditetapkan. Di bawah Kryuchkov, KGB mencoba mengubah citra buruknya dengan membentuk bagian hubungan masyarakat sendiri. Mereka mengundang wartawan Barat berkunjung ke Lubianka, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah KGB menyelenggarakan konperensi pers. Itulah upaya Kryuchkov, yang kini mendekam di tahanan, untuk meyakinkan warga Soviet bahwa KGB sudah berubah. Kenyataannya, menurut Jenderal Oleg Kalugin, bekas kepala cabang intel kontra KGB, Komite Keamanan Negara itu terus melakukan penetrasi di tiap institusi negara dan tetap mengontrol aktivitas seluruh oposisi di tubuh PKUS. Pendeknya, KGB tetap menjadi basis utama kubu konservatif, yang menampik segala perubahan politik di Uni Soviet. Sebelum kudeta, KGB memang tampak muncul sebagai kekuatan politik. Di antaranya, terlihat dari kekuasaan-kekuasaan baru yang bisa dijaring dinas intel tersebut. Oktober 1989, KGB memperoleh kekuasaan membentuk divisi khusus untuk memerangi organisasi-organisai kejahatan dan penyelundupan. Desember tahun lalu, KGB diberi tugas memonitor distribusi bantuan makanan dari Barat. Januari lalu, KGB diberi hak masuk lingkungan bisnis dan mengurus masalah dokumen dalam rangka mencegah "sabotase ekonomi". Entah, setelah kudeta. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus