Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Roket China Seberat 23 Ton Jatuh di Dekat Perairan Malaysia

China disebut tak bertanggung jawab membiarkan roket Long March 5B seberat 23 ton jatuh tak terkendali.

31 Juli 2022 | 09.20 WIB

Roket pengangkut Long March-5B Y3, yang mengangkut modul laboratorium Wentian, lepas landas dari Situs Peluncuran Wahana Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, Cina selatan, Ahad, 24 Juli 2022. Modul tersebut merupakan bagian dari pembangunan stasiun ruang angkasa Tiangong milik Cina yang diperkirakan akan rampung pada 2022. REUTERS/China Daily
material-symbols:fullscreenPerbesar
Roket pengangkut Long March-5B Y3, yang mengangkut modul laboratorium Wentian, lepas landas dari Situs Peluncuran Wahana Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, Cina selatan, Ahad, 24 Juli 2022. Modul tersebut merupakan bagian dari pembangunan stasiun ruang angkasa Tiangong milik Cina yang diperkirakan akan rampung pada 2022. REUTERS/China Daily

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah roket pendorong China, Long March 5B,  jatuh ke bumi secara tak terkendali pada Sabtu, 30 Juli 2022. Pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan telah menegur Beijing karena tidak membagikan informasi tentang jatuhnya obyek seberat 23 ton yang disebut berpotensi berbahaya itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam cuitannya di akun Twitter, militer AS mengatakan roket Long March 5B itu telah jatuh di Samudra Hindia sekitar pukul 10:45 MDT kemarin. Roket jatuh di dekat Malaysia. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami merujuk Anda ke China untuk perincian lebih lanjut tentang aspek teknis termasuk potensi penyebaran puing + lokasi dampak," kata Komando Luar Angkasa Amerika Serikat. 

Roket Long March 5B digunakan Minggu lalu untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa tanpa awak, bernama Wentian. Roket itu membawa modul kedua dari tiga modul yang dibutuhkan China untuk menyelesaikan stasiun ruang angkasa Tiangong yang baru.

Administrator NASA Bill Nelson mengkritik Beijing di Twitter pada Sabtu. Ia mengatakan China gagal mengetahui rincian penurunan roket. China disebut tak bertanggung jawab dan menimbulkan risiko. 

"Semua negara penjelajah antariksa harus mengikuti praktik yang sudah ada dan membagikan informasi ini sebelumnya," tulis Nelson, "untuk memungkinkan prediksi tentang potensi risiko dampak puing, terutama kendaraan angkat berat seperti Long March 5B, yang berisiko menyebabkan kerugian jiwa dan harta benda yang signifikan."

"Melakukan hal itu sangat penting untuk penggunaan ruang yang bertanggung jawab dan memastikan keselamatan orang-orang di bumi," ujarnya menambahkan.

Stasiun luar angkasa Tiangong adalah salah satu program luar angkasa ambisius China. Negara ini telah mendaratkan robot penjelajah di Mars dan bulan, menjadikan China sebagai negara ketiga yang menempatkan manusia di orbit.

Modul baru, didorong oleh roket Long March 5B, berhasil merapat dengan modul inti Tiangong pada Senin. Tiga astronot yang telah tinggal di kompartemen utama sejak Juni telah memasuki lab baru.

China menggelontorkan miliaran dolar untuk penerbangan dan eksplorasi ruang angkasa. China berambisi membangun program yang mencerminkan statusnya sebagai negara adidaya.

Baca: Jokowi Bertemu Xi Jinping, Menlu: Indonesia Punya Peran Penting untuk China

REUTERS | FORBES 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus