Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan Iron Dome atau Kubah Besi, sistem pertahanan udara paling canggih Israel, “lebih rapuh daripada kaca” dalam rapat kabinet pada Rabu, 2 Oktober 2024. Iron Dome yang dirancang untuk menangkis berbagai serangan udara itu gagal mencegat rudal balistik yang ditembakkan dari Iran ke wilayah pendudukan Israel di Palestina. Rekaman video menunjukkan proyektil tersebut telah menghujani dan mengenai target yang dituju.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melancarkan operasi True Promise 2 dengan meluncurkan lebih dari 180 rudal jarak jauh ke Israel pada Selasa, 1 Oktober 2024. IRGC menyatakan 90 persen serangan itu mencapai target yang ditentukan, termasuk markas besar Mossad dan pangkalan udara Israel di Nevatim. Operasi ini sebagai bentuk balasan atas pembunuhan Israel terhadap Ismail Haniyah, pemimpin Hamas; Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah; dan Abbas Nilforoushan, komandan Pasukan Dirgantara IRGC.
Apa itu Iron Dome Israel
Iron Dome adalah sistem pertahanan udara Israel untuk mencegat dan menghancurkan roket jarak pendek, peluru artileri, maupun mortar yang ditembakkan dari jarak hingga 72 kilometer. Sistem ini bertujuan melindungi wilayah sipil di berbagai serangan tersebut. Melansir Al Jazeera, sistem Iron Dome dapat membedakan apakah roket akan jatuh di area padat penduduk atau akan jatuh di medan terbuka tanpa membahayakan.
Israel mulai membangun Iron Dome setelah perang dengan Hizbullah Libanon pada 2006, di mana 4.000 roket menghujani wilayah utara negara itu hingga menewaskan 44 orang. Iron Dome dirakit oleh perusahaan Israel, Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries. Sistem ini dikembangkan sejak 2007. Uji coba terakhir Iron Dome rampung pada 2010 dan mulai beroperasi pada Maret 2011. Intersepsi pertamanya dilakukan terhadap roket dari Gaza pada April 2011.
Iron Dome didanai bersama oleh Israel dan Amerika. Israel menyediakan pendanaan dan pengembangan awal, yang memungkinkan penerapan dua sistem Iron Dome pertama. Pada 2010, pemerintah AS menyumbangkan 205 juta dolar AS untuk pengembangannya. Pada 2011, Haaretz, menerbitkan laporan yang menyatakan bahwa Israel menginvestasikan USD 1 miliar dolar untuk baterai Iron Dome.
Selanjutnya pada 2012, pemerintah Amerika menyetujui paket tambahan senilai 70 juta dolar AS untuk penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Pada 2014, subkomite pertahanan Alokasi Senat AS setuju untuk menyediakan 351 dolar AS juta bagi Israel untuk mengamankan sistem Iron Dome.
Israel menyelesaikan pemutakhiran Iron Dome untuk membantu penggunaan rudal dan kendaraan udara tak berawak pada Maret 2021. Israel memverifikasi kemampuan sistem pertahanan udaranya dalam uji coba yang mencakup serangan roket dan rudal, serta pesawat tak berawak secara bersamaan.
Cara Kerja Iron Dome
Iron Dome menggunakan radar multi-misil untuk mendeteksi jalur roket. Pusat komando dan kontrol sistem menganalisis lintasan roket dan area perkiraan pendaratannya. Komponen kecerdasan buatan dari sistem tersebut menentukan apakah orang akan berada dalam bahaya akibat misil yang datang. Jika sebuah misil tidak dianggap sebagai ancaman, maka sistem akan membiarkan roket itu mendarat.
Dikutip dari rtx.com, Iron Dome efektif siang atau malam dan dalam segala kondisi cuaca termasuk awan rendah, hujan, badai debu, dan kabut. Sistem ini dilengkapi peluncur multimisi pertama yang dirancang untuk menembakkan berbagai rudal pencegat. Iron Dome melindungi dengan masing-masing baterai terdiri dari tiga hingga empat peluncur stasioner, 20 rudal Tamir, dan radar medan perang. Setiap baterai dapat mempertahankan hingga hampir 60 mil persegi, dan ditempatkan secara strategis di sekitar kota.
Adapun setiap roket pencegat berharga sekitar USD 95.000 atau sekitar Rp 1,5 miliar. Israel biasanya memanfaatkan Iron Dome hanya untuk roket yang ditujukan ke daerah pemukiman daripada tempat terbuka. Sebab, biaya pembangunan kembali infrastruktur kota yang rusak akibat roket seringkali melebihi biaya penggunaan Iron Dome.
KHUMAR MAHENDRA | DEWI RINA CAHYANI | ANDIKA DWI | MOHAMMAD HATTA MUARABAGJA | RTX.COM | ALJAZEERA
Pilihan Editor: Presiden Iran: Iron Dome Lebih Rapuh daripada Kaca
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini