Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sistem rudal taktis Iskander dan sistem pertahanan udara S-400 yang dikerahkan Rusia di Belarusia siap digunakan, kata seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Belarusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Prajurit kami telah sepenuhnya menyelesaikan pelatihan di pusat pelatihan tempur bersama angkatan bersenjata Federasi Rusia dan Republik Belarus," kata Leonid Kasinsky, kepala Direktorat Utama Ideologi di Kemhan Belarusia, dalam sebuah video yang diposting di aplikasi perpesanan Telegram.
“Jenis senjata ini (sistem Iskander dan S-400) sedang dalam tugas tempur hari ini dan mereka sepenuhnya siap untuk melakukan tugas sesuai tujuan yang dimaksudkan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak jelas berapa banyak sistem rudal Iskander - yang mampu membawa senjata nuklir - telah dikerahkan ke Belarusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada bulan Juni bahwa Moskow akan memasok Minsk dengan sistem pertahanan udara.
Berita itu muncul di tengah meningkatnya tekanan Moskow pada Minsk untuk membantu invasi ke Ukraina setelah 10 bulan invasi.
Pasukan Rusia menggunakan Belarusia sebagai landasan peluncuran untuk serangan gagal mereka di ibu kota Ukraina, Kyiv, pada bulan Februari, dan telah terjadi peningkatan aktivitas militer Rusia dan Belarusia dalam beberapa bulan terakhir.
Iskander-M, yang disebut sistem peluru kendali bergerak "SS-26 Stone" oleh NATO, menggantikan "Scud" Soviet. Dua peluru kendalinya memiliki jangkauan hingga 500 km dan dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.
Jarak itu bisa menjangkau Ukraina dan anggota NATO Polandia, yang memiliki hubungan sangat tegang dengan Minsk.
S-400 adalah sistem intersepsi rudal permukaan-ke-udara (SAM) Rusia yang mampu menyerang pesawat, UAV, rudal jelajah, dan memiliki kemampuan pertahanan rudal balistik. Kasinsky juga mengatakan pesawat militer negara itu telah diubah untuk membawa "amunisi penerbangan khusus."
REUTERS