Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa mengumumkan memanggil kuasa usaha Moldova atas laporan media yang mengklaim bahwa Chisinau akan menjadi tuan rumah jet tempur F-16 yang dikirim oleh Barat ke Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Alexandru Chetraru diberitahu tentang “keprihatinan serius” negaranya atas pemberitaan di media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam konteks ini, perhatian Kuasa Usaha tertuju pada militerisasi yang sedang berlangsung di Moldova dan diadakannya latihan gabungan angkatan bersenjata negara itu dengan kontingen negara-negara anggota NATO,” kata pernyataan itu.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dugaan tindakan ini bertentangan dengan netralitas Moldova, yang dinyatakan secara konstitusional, selain kewajiban Chisinau di bawah Persemakmuran Negara-Negara Merdeka.
Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa tindakan tersebut berdampak negatif terhadap penyelesaian masalah wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova, serta melemahkan keamanan Moldova sendiri, yang menurut pernyataan tersebut merupakan tempat tinggal sejumlah besar warga Rusia.
“Pihak Moldova diminta untuk secara ketat mematuhi status netralnya, yang merupakan dasar kenegaraan Republik Moldova, dan tidak mengambil langkah-langkah yang dapat berkontribusi pada eskalasi krisis Ukraina, untuk menunjukkan keterlibatan Chisinau di dalamnya dan memiliki dampak yang merusak pada situasi di sekitar Transnistria,” tambahnya.
Pernyataan tersebut menolak pernyataan sebelumnya yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Moldova dan menyebutnya “tidak dapat dipertahankan dan tidak benar.”
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Moldova membantah bahwa mereka menampung senjata dan peralatan militer yang ditujukan ke Ukraina, dan mengatakan bahwa lembaga-lembaga negara tersebut akan terus mematuhi prinsip netralitas.
“Satu-satunya negara yang secara ilegal menyimpan pasukan dan amunisi di wilayah Republik Moldova tanpa persetujuan pihak berwenang adalah Federasi Rusia,” lanjutnya.
Hubungan antara Rusia dan Moldova, bekas republik Uni Soviet, telah memburuk sejak 2003 dan benar-benar terdegradasi sejak Maia Sandu yang pro-Barat terpilih sebagai presiden pada 2020.
Kecaman Sandu terhadap “operasi militer khusus” Rusia di negara tetangga Ukraina semakin meningkatkan ketegangan. Dia secara terbuka menuduh Moskow berusaha mengatur pemecatannya dan “menggoyahkan” Moldova. Rusia membantah klaim tersebut.
Pilihan Editor: Zelensky Pamerkan Jet Tempur F-16 yang Pertama Tiba di Ukraina
ANADOLU