SETELAH 16 kali sidang dengan Amerika Serikat dan RRC saling
memveto, akhirnya Dewan Keamanan (DK) memilih Javier Perez de
Cuellar. Kandidat ini muncul sesudah Kurt Waldheim dan Salim
Ahmed Salim menarik diri dari pencalonan, sebagai Sekretaris
Jenderal PBB yang baru. Ini "pilihan tepat," kata Waldheim, yang
mengakhiri masa jabatan 31 Desember, seusai pemungutan suara di
DK pekan lalu. Majelis Umum (MU) PBB masih akan mengukuhkan
pilihan DK itu.
RRC, yang sebelumnya menjagoi Menlu Tanzania Salim, juga
menyarnbut gembira hasil pemilihan DK atas diplomat asal Peru
Perez de Cuellar. Kantor Berita RRC, Xinhua, bahkan menyebutnya
sebagai: "kemenangan besar Dunia Ketiga." RRC sejak semula
memang bertekad menggolkan kandidat dari Dunia Ketiga untuk
menggantikan Waldheim. Itulah makanya sidang DK, sebelumnya
Perez de Cuellar dicalonkan, sampai berlarut-larut Pemilihan
Sekjen kali ini merupakan yang terlama sepanjang sejarah PBB.
Ketika Waldheim menelepon Perezde Cuellar, yang bertempat
tinggal di Lirna ibukota Peru, mengenai hasil pemungutan suara
di DK, Sekjen terpilih itu seakan tak percaya pada
pendengarannya. Apalagi Peru sebelumnya tak pernah menyebut akan
mencalonkannya untuk jabatan tertinggi itu. "Terima kasih atas
kepercayaan yang diberikan pada saya," kata Perez de Cuellar. Ia
menambahkan prograrn utamanya nanti adalah menjaga perdamaian
dunia dan menanggulangi masalah yang dihadapi Dunia
Ketiga--penanggulangan soal pangan, pertambahan penduduk dan
sebagainya.
Perez de Cuellar, 61 tahun, adalah bekas Kepala Perwakilan Peru
di PBB dari 1971 sampai 1975. Juga aktif dia menduduki posisi
penting dalam berbagai lembaga PBB'. Tahun 1975, misalnya, ia
diangkat sebagai wakil khusus PBB di Siprus. Waktu itu Siprus
sedang dilanda pergolakan.
Dia ahli hukum internasional lulusan Catholic University di
Lima, yang tetap terlibat dalam kegiatan PBB sekalipun sudah
kembali ke Peru. Tahun 1980, ia diangkat menjadi Wakil Sekjen
PBB untuk urusan politik, dan sekaligus menjadi wakil pribadi
Waldheim dalam menangani masalah Afghanistan. Negeri ini
diintervensi oleh Uni Soviet di Hari Natal 1979.
Terpilihnya Perez de Cuellar memang merupakan kehormatan bagi
Dunia Ketiga. Sejak PBB berdiri di tahun 1945, tiga Sekjen
merupakan wakil Barat. Mereka adalah almarhum Trygve Lie
(Norwegia) almarhum Hammarskjoeld (Swedia) dan Waldheim
(Austria). Yang seorang lagi adalah almarhum U Thant
(burma)--wakil kelompok Dunia Ketiga pertama untuk jabatan itu.
Rata-rata bekas Sekjen itu terpilih untuk dua kali masa
jabatan--10 tahun.
Waldheim sebetulnya calon kuat untuk menduduki kursi Sekjen
lirna tahun lagi. Ia dikenal sebagai pekerja yang ulet dan
selalu memberi kesan kuat bahwa apa saja yang dikerjakannya demi
kepentingan PBB. Kekurangannya, menurut pengamat di PBB,
Waldheim bukanlah tokoh inspirator, seperti Hammarskjoeld, dalam
perjuangan menegakkan perdamaian internasional. Dalam sidang
pemilihan di DK yang lalu, pencalonan kembali Waldheim selalu
diveto RRC yang menokohkan Salim.
Tapi Salim, 39 tahun, ternyata bukan okoh yang dianggap layak
oleh Barat terutama AS. Ia seorang Marxist. Dimata AS dan
sekutunya, Salim akan mudah dipengaruhi atau mau mengikuti
keinginan negara radikal seperti Kuba dan Vietnam. Beberapa
diplomat Asia mengkhawatirkan di bawah Salim, PBB akan lebih
banyak memperhatikan kepentillgan Afrika dan Arab. Salim sendiri
memang tokoh yang kontroversial. Ketika MU menerima RRC di tahun
1971, Salim berjingkrak-jingkrak di gang di antara tempat duduk.
Sikapnya menjengkelkan AS.
Perez de Cuellar punya sikap terpuji. Ia, seorang diplomat yang
hangat, dikenal punya hubungan akrab dengan banyak tokoh dari
berbagai negara. Terjun ke dunia diplomatik sejak tahun 1940,
dia sudah bertugas dibanyak tempat-Uni Soviet, Inggris, Prancis,
Swiss, Venezuela, Bolivia dan Brazil. Persyaratan sebagai Sekjen
PBB punya hubungan baik dengan wakil berbagai negara, dan
berkepala dingin dalam menyelesaikan masalah--dipenuhinya.
Dalam memangku jabatan Sekjen PBB, Perez de Cuellar, yang akan
dilantik pekan ini, mendapat gaji US$ 158.340 per tahun. Di
samping itu ia juga mendapat tunjangan untuk menjamu tamu dan
lainnya sebesar US$ 22.500. Dan ia akan tinggal di rumah mewah,
yang semula dibangun oleh jutawan J.P. Morgan untuk putrinya, di
Sutton Place No. 3--di sisi timur Manhattan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini