DALAM sebulan terakhir sudah terjadi tiga kali pembajakan kapal laut di Selat Malaka. Tahun lalu di perairan yang memisahkan tiga negara itu terjadi 17 kali pembajakan, atau lebih dari sekali dalam sebulan. Pembajakan kebanyakan menimpa kapal tanker minyak bumi dan sawit serta kapal barang. Dalam enam bulan pertama tahun ini saja sudah terjadi 9 insiden di perairan Malaysia, 44 di perairan Indonesia, dan 3 di perairan Singapura.
Modusnya hit and run. Para pembajak yang bersenjata golok, senapan Kalashnikov, bahkan pelontar granat menyerbu kapal korbannya dengan menggunakan speed boat, lantas dengan cepat menguras barangnya dan kabur. Terakhir, awal pekan lalu, sebuah kapal tanker Nautica Kluang bermuatan 2.891 ton minyak diesel menjadi korban serupa. Para awaknya dibebaskan setelah muatan kapal dipindahkan ke kapal lain.
Di Kuala Lumpur, Noel Choong, Manajer Pusat Pemberitaan Pembajakan di Biro Internasional Maritim, meminta Indonesia agar memperketat penjagaan. Setiap hari sekitar 600 kapal melintasi perairan Malaka, karena bisa mempersingkat jarak dari Asia Selatan, Timur Tengah, dan Eropa ke kawasan Asia Tenggara dan Timur.
I G.G. Maha Adi (AP, Reuters, CNN.com)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini