Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Joe McSpedon, pejabat pemerintah Amerika Serikat, terbang ke Barcelona, Spanyol, untuk menjalankan satu misi rahasia: menggerogoti pemerintahan komunis Kuba. McSpedon dan timnya adalah kontraktor teknologi tinggi yang datang dari Kosta Rika, Nikaragua, Washington, dan Denver.
Di Barcelona, dia ingin meluncurkan jaringan layanan pesan pendek yang bisa menjangkau ratusan ribu warga Kuba. Untuk menyembunyikan jaringan itu dari pemerintah Kuba, dipakai perusahaan lain dan digunakan rekening bank di Kepulauan Cayman, Karibia. Tim juga merekrut jajaran eksekutif tangguh yang tak pernah diberi tahu soal hubungan perusahaan itu dengan pemerintah Amerika.
Aksi tim McSpedon bukan dijalankan dan dibiayai oleh dinas intelijen Amerika, CIA, melainkan oleh US Agency for International Development (USAID), dibantu organisasi non-pemerintah Creative Associates International yang berbasis di Washington, DC. Program rahasia ini pertama kali terbongkar berkat penyelidikan kantor berita Associated Press, yang memperoleh dokumen rahasia tentang keberadaan layanan media sosial bernama ZunZuneo—bahasa slang untuk kicauan burung kolibri.
Dokumen 1.000-an halaman itu menunjukkan rencana Amerika membangun jaringan media sosial lewat pesan teks yang dirancang untuk menyulut pemberontakan dan menggerus rezim komunis di Kuba. Layanan itu juga ditujukan untuk membantu masyarakat Kuba melakukan transisi menuju perubahan demokratis.
Dokumen itu menyebutkan pemerintah Amerika berencana membangun basis pelanggan melalui "konten non-kontroversial". Cara kerja program ini berjenjang. Pada tahap awal, jejaring sosial menarik penggunanya melalui pesan tentang olahraga, musik, hingga informasi cuaca. Kemudian operator mulai memberikan konten politik untuk mendorong pengguna mengorganisasi aksi spontan, semacam "Cuba Spring", sebagaimana terjadi di Timur Tengah.
Proyek itu berawal pada pertengahan 2009. Saat itu, Noy Villalobos, manajer di Creative, mengontak Mario Bernheim, saudaranya yang ahli komputer di Nikaragua. "Ini proyek yang sangat rahasia," kata Villalobos kepada Bernheim.
"Apa yang bisa kita lakukan jika kita memiliki semua nomor ponsel dari negara tertentu? Apakah kita bisa mengirim pesan teks massal tanpa diketahui pemerintah? Bisakah kita mengenkripsinya?" Villalobos bertanya kepada Bernheim lewat pesan pendek, seperti dikutip Associated Press, Jumat dua pekan lalu.
Di Kuba, penggunaan telepon seluler dilonggarkan sejak Fidel Castro menyerahkan kekuasaan kepada adiknya, Raul Castro. Untuk meningkatkan perekonomian, Raul Castro mendorong penggunaan ponsel, meski akses Internet dibatasi. Layanan pesan teks bagi pengguna ponsel di Kuba dibebani biaya tinggi, rata-rata US$ 20 per bulan.
Bernheim mengaku tak bisa mengenkripsi nomor ponsel, tapi bisa mencari cara untuk mengirim teks ke ratusan ribu nomor ponsel warga Kuba secara murah. Catatan pentingnya: mereka tak akan mampu menyembunyikan pesan teks dari pemerintah Kuba, tapi bisa mengecohnya dengan mengalihkan asal negara pesan teks itu.
Creative Associates lalu menciptakan sebuah layanan berbasis pesan teks yang disebut "Proyecto ZZ". Layanan ini membidik anak muda di Kuba, yang dianggap paling terbuka untuk perubahan politik. Tim USAID membangun sebuah situs pendamping untuk layanan berbasis pesan teks itu sehingga warga Kuba bisa berlangganan, memberi umpan balik, dan mengirim pesan teks mereka sendiri secara gratis.
Tim ZunZuneo memanfaatkan konser akbar rocker Kolombia, Juanes, pada September 2009, untuk menguji seberapa besar kekuatan politik yang dihasilkan dari layanan pesan teks mereka. Beberapa minggu sebelum konser dimulai, tim mengirimkan setengah juta pesan teks ke nomor-nomor ponsel yang telah didapat.
Tim mempekerjakan Alen Lauzan Falcon, artis kelahiran Havana yang tinggal di Cile, untuk menuliskan pesan menurut gaya masyarakat Kuba. Dalam pesan itu, tim menanyakan apakah responden berpikir dua pemusik lokal populer yang tak disukai pemerintah perlu bergabung di atas panggung dengan Juanes. Sekitar 100 ribu responden memberikan pendapat, tapi mereka tak menyadari jajak pendapat itu untuk mengumpulkan pemikir kritis.
Setelah uji coba, ZunZuneo mulai diperkenalkan ke rakyat Kuba pada Februari 2010. Dalam enam bulan, layanan ini digunakan sekitar 25 ribu orang dan mulai menarik perhatian. Pada Maret 2011, ZunZuneo diklaim memiliki sekitar 40 ribu pengguna sebelum ditutup September 2012.
Gedung Putih menyangkal tudingan bahwa program itu adalah operasi rahasia karena sudah disetujui Kongres. "Dugaan program rahasia itu tidak benar," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney. Menurut dia, proyek itu kebijakan Amerika untuk membantu warga Kuba berkomunikasi dengan sesama warga dan dunia luar.
Rosalina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo