Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Senjata makan tuan

Setelah peristiwa rangoon, korea utara makin tersudut. presiden kim il sung diisukan akan mewariskan tahta kepada anaknya, kim jong il. (ln)

24 Desember 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOREA Utara ditimpa bala bertubi-tubi. Setelah dua sabotirnya dijatuhi hukuman mati di Rangoon, dua pekan lalu, citra negeri itu kian buruk di mata dunia. Usaha Pyongyang membuka kedutaan besar tetap di Muangthai ditolak tanpa syarat oleh pemerintah Bangkok. Kcputusan ini merupakan bagian dari sanksi keterlibatan Korea Utara dalam pengeboman 9 Oktober di Rangoon yang mengakibatkan terbunuhnya sejumlah warga Korea Selatan, di antaranya tempat mcnten senior. Upaya memojokkan Korea Utara juga dilancarkan pemerintah Seoul. Untuk maksud itu, menteri luar negeri Korea Selatan, Lee Won-Kyung, melakukan perjalanan ke berbagai negara seraya mengimbau mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan rezim Pyongyang. Sebetulnya, Peristiwa Rangoon hanyalah buntut reputasi buruk yang sudah disandang Korea Utara sebelumnya. Pada 1976, diplomat Korea Utara diusir dari Denmark, Finlandia, dan Norwegia karena menjual obat penenang dan wodka bebas pajak. "Mereka menyelundupkan obat penenang di semua ibu kota, sejak Kuala Lumpur sampai Kopenhagen," tulis Washington Post. Mereka juga terlibat dalam perdagangan gelap arloji, barang elektronik, minuman keras, rokok dan ganja. Buat Pyongyang, kawan dan musuh tampaknya tidak terlalu penting. Dalam Perang Arab-lsrael, 1973, Korea Utara mengirimkan beberapa pilot pesawat tempurnya membantu Mesir. Tiga tahun kemudian dua diplomat Pyongyang diusir dari Kairo karena ketahuan menjual ganja. Di India, Juni lalu, sekretaris pertama kedubes Korea Utara diminta pulang karena diketahui memimpin operasi penyelundupan. Digebuk di sana-sini, di Pyongyang sendiri kini berkembang isu suksesi. Hampir pasti bahwa Presiden Kim Il Sung, yang memerintah sejak 1948, akan mewariskan tahta kepada putranya sendiri, Kim Jong Il. Pada ulang tahun Jong Il ke-40, Februari tahun silam putra mahkota itu dianugerahi gelar "pahlawan bangsa". Dalam usia 71 tahun, dan sakit-sakitan, Kim Il Sung ternyata sigap mempersiapkan Jong II. Para pelancong yang berkunjung ke Panmunjom, wilayah demiliterisasi antara Korea Utara dan Korea Selatan, sejal beberapa bulan lalu melihat gamba tambahan pada lencana serdadu Kore. Utara. Gambar itu tak lain lukisan ke pala Jong Il, mirip gambar sang ayal yang selama ini menjadi standar. Isyarat lebih jelas tampak ketik. Jong Il, yang dididik di Jerman Timur melakukan kunjungan resmi ke RRC Juni lampau. Sayangnya, Cina yang tak lagi gandrung akan kultus individu menyambut Jong II sekadarnya saja. Kepentingan RRC terhadap Pyongyang hanyalah menanamkan pengaruh, dan merenggangkan negeri itu dari Soviet. Untuk Korea Selatan, menghadap kepemimpinan Jong II memang semacam pertaruhan. Gaya Jong Il bisa meniru ayahnya, yang sudah dikenal betul oleh Seoul. Bila suksesi jatuh ke tangan tokoh lain, yang mungkin lebih radikal ketimbang Jong II, Seoul bisa pusing juga. Kelemahan Jong II adalah: ia tidah punya pengalaman internasional. Di juga bisa bertindak ugal-ugalan. Pada 1976, ketika II Sung sakit, pemerintahan sementara dipegang Jong II. Pada waktu itulah dua tentara Amerika dikapak mati di Panmunjom. Kim II Sung tampak sangat terpukul oleh Peristiwa Rangoon. Ada dugaan ia sendiri yang mendalangi usaha pembunuhan itu, dengan tujuan mengacaukan Korea Selatan setelah Presiden Chun Doo - Hwan terbunuh. Dengan utang lebih dari Rp 2 trilyun ekonomi Korea Utara sedang payah dibandingkan dengan Korea Selatan yang terus meningkat. Pembunuhan kepala negara bisa merupakan jalan pintas mengacaukan Seoul. Sayang tindakan itu kemudian berubah menjadi bumerang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus