Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, bersama dengan Qatar dan Mesir, berupaya untuk menyelesaikan kesepakatan antara Israel dan Hamas guna menghentikan perang yang telah berlangsung selama 14 bulan di Jalur Gaza pada Rabu, 18 Desember 2024. Di tengah proses itu, para dokter di Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya 20 warga Palestina dalam semalam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Reuters, seorang pejabat Palestina yang dekat dengan negosiasi tersebut mengatakan mediator telah mempersempit kesenjangan pada sebagian besar klausul perjanjian tersebut. Israel telah mengajukan persyaratan yang ditolak Hamas, tetapi tidak menjelaskannya lebih lanjut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Selasa, 17 Desember 2024, sumber yang dekat dengan pembicaraan gencatan senjata di Kairo, mengatakan sebuah kesepakatan dapat ditandatangani dalam beberapa hari mendatang mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.
Tim medis mengatakan serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 10 orang di sebuah rumah di kota utara Beit Lahiya sementara enam orang tewas dalam serangan udara terpisah di Kota Gaza, kamp Nuseirat di daerah pusat, dan Rafah dekat perbatasan dengan Mesir.
Di Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, tim medis mengatakan empat orang tewas dalam serangan udara di sebuah rumah. Belum ada komentar langsung dari juru bicara militer Israel.
Militer Israel telah beroperasi di kota Beit Hanoun dan Beit Lahiya serta kamp Jabalia di dekatnya sejak Oktober 2024 dalam sebuah kampanye yang menurut militer bertujuan untuk mencegah anggota Hamas berkumpul kembali. Palestina menuduh Israel melakukan tindakan "pembersihan etnis" untuk mengurangi jumlah penduduk di tepi utara wilayah itu guna menciptakan zona penyangga. Namun, Israel membantah tudingan tersebut.
Hamas tidak mengungkapkan korbannya. Kementerian Kesehatan Palestina tidak membedakan jumlah korban tewas harian antara anggota Hamas dan yang bukan.
Pada Rabu pekan ini, militer Israel mengatakan telah menyerang beberapa anggota Hamas yang berencana melakukan serangan mendadak terhadap pasukan Israel yang beroperasi di Jabalia.
Di Yerusalem, Presiden Israel Isaac Herzog bertemu Adam Boehler, utusan khusus Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump untuk urusan penyanderaan. Trump telah mengancam bahwa semua akan kacau jika Hamas tidak membebaskan sanderanya paling lambat 20 Januari, hari ketika Trump kembali ke Gedung Putih.
Sumber Reutes menyebut Direktur CIA William Burns dijadwalkan berada di Doha pada Rabu ini untuk melakukan perundingan dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani untuk menjembatani kesenjangan yang tersisa antara Israel dan Hamas. CIA menolak berkomentar soal agenda tersebut.
Negosiator Israel berada di Doha pada Senin lalu untuk menjembatani kesenjangan antara Israel dan Hamas pada kesepakatan yang diuraikan Biden pada bulan Mei.
Telah terjadi beberapa kali perundingan selama setahun terakhir, yang semuanya gagal, dengan Israel bersikeras mempertahankan kehadiran militer di Gaza. Hamas juga menolak untuk membebaskan sandera sampai pasukan Israel ditarik keluar.
Perang Gaza dipicu oleh serangan 7 Oktober 2023 yang menyebabkan lebih dari 250 orang diculik Hamas sebagai sandera. Perang itu telah berlanjut dengan gelombang yang mengejutkan ke seluruh Timur Tengah dan membuat Israel terisolasi secara internasional. Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 45 ribu warga Palestina, mengungsikan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk dan menghancurkan sebagian besar kawasan tersebut
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini