Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 43 warga Palestina di Jalur Gaza pada Kamis, 2 Januari 2025. Tim medis menyebut korban yang tewas itu meliputi 11 orang di tenda-tenda penampungan yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka mengatakan 11 korban tewas tersebut termasuk perempuan dan anak-anak di distrik Al-Mawasi, yang ditetapkan sebagai zona kemanusiaan bagi warga sipil pada awal perang antara Israel dan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza, yang kini telah berlangsung selama 15 bulan. Menurut Kementerian Dalam Negeri Gaza yang dikuasai Hamas, Direktur Jenderal Departemen Kepolisian Gaza, Mahmoud Salah, dan ajudannya, Hussam Shahwan, masuk dalam korban tewas dalam serangan itu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan melakukan kejahatan membunuh direktur jenderal polisi di Jalur Gaza, pendudukan bersikeras menyebarkan kekacauan di daerah itu dan memperdalam penderitaan manusia di antara warga," kata mereka dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters.
Militer Israel mengatakan telah melakukan serangan berbasis intelijen di Al-Mawasi, tepat di sebelah barat kota Khan Younis, dan melenyapkan Shahwan yang dikenal sebagai kepala pasukan keamanan Hamas di Gaza selatan. Tidak disebutkan tentang kematian Salah.
Serangan udara Israel lainnya menewaskan sedikitnya 26 warga Palestina, termasuk enam orang di markas besar kementerian dalam negeri di Khan Younis dan lainnya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, kamp Shati dan kamp Maghazi di Gaza tengah.
Militer Israel mengatakan telah menargetkan militan Hamas yang menurut intelijen beroperasi di pusat komando dan kendali yang tertanam di dalam gedung kotamadya Khan Younis di "Area Kemanusiaan".
"Saat tahun dimulai, kami mendapat laporan serangan lain di Al-Mawasi yang menewaskan puluhan orang, pengingat lain bahwa tidak ada zona kemanusiaan apalagi zona aman (di Gaza)", kata Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, dalam sebuah unggahan di X. "Setiap hari tanpa gencatan senjata akan membawa lebih banyak tragedi."
Ketika ditanya tentang jumlah korban tewas yang dilaporkan pada Kamis, 2 Januari 2025, seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa mereka mengikuti hukum internasional dalam melancarkan perang di Gaza dan bahwa mereka mengambil tindakan pencegahan yang layak untuk mengurangi kerugian warga sipil.
Pada Kamis pekan ini, serangan udara Israel lainnya menewaskan sedikitnya empat orang di Jalan Jala di pusat kota Gaza dan dua orang di distrik Zeitoun, kata petugas medis. Militer Israel menuduh Hamas menggunakan daerah pemukiman yang dibangun untuk berlindung. Hamas membantahnya.
Sekutu Hamas yang lebih kecil, Jihad Islam, mengatakan mereka menembakkan roket ke kibbutz Israel selatan di Holit dekat Gaza pada Kamis, 2 Januari 2025. Militer Israel mengakui telah mencegat satu proyektil di daerah yang melintas dari Gaza selatan.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 45.500 warga Palestina dalam perang Gaza. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dan sebagian besar wilayah pesisir yang kecil dan padat penduduk itu hancur.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Pengadilan Terbitkan Surat Penahanan pada Yoon Suk Yeol
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini