Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Suriah pada Ahad, termasuk ibu kota Damaskus, yang merupakan serangan pertama sejak pemberontak mengakhiri pemerintahan Bashar al Assad dan memaksanya melarikan diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir Reuters, pesawat tempur Israel menargetkan depot militer di sekitar pusat ilmiah dekat Damaskus dan pos militer di pinggiran ibu kota, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan ini menyebabkan kerusakan besar pada markas besar bea cukai dan bangunan yang bersebelahan dengan kantor intelijen militer di dalam kompleks keamanan, yang terletak di distrik Kafr Sousa di Damaskus, kata sumber.
Salah satu sumber mengatakan serangan itu juga mengenai infrastruktur yang digunakan untuk menyimpan data sensitif militer, peralatan dan bagian-bagian peluru kendali.
Sebelumnya pada Ahad, pengeboman Israel menargetkan area bandara militer Mezzeh di Damaskus dan target yang tidak ditentukan di dekat kota tersebut, kata pemantau yang berbasis di Inggris dan mengandalkan jaringan sumber di Suriah.
Pesawat-pesawat tempur Israel juga menargetkan beberapa lokasi di provinsi Daraa dan Quneitra di Suriah selatan, menurut observatorium tersebut. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Angkatan Udara Israel sebelumnya menyerang pabrik senjata kimia di Suriah menurut laporan media. Jerusalem Post melaporkan bahwa serangan tersebut dilatarbelakangi oleh kekhawatiran bahwa senjata yang dikembangkan pada masa pemerintahan Assad dapat jatuh ke tangan pemberontak.
Israel menyaksikan penggulingan pemerintahan Assad dengan campuran harapan dan kekhawatiran, ketika para pejabat mempertimbangkan konsekuensi dari salah satu perubahan strategis paling signifikan di Timur Tengah selama bertahun-tahun.
Assad didukung selama perang saudara yang panjang di negara itu oleh Iran dan Rusia.
Para pejabat Israel telah menyatakan kekhawatirannya bahwa senjata kimia dan amunisi serta rudal terlarang lainnya yang disimpan Suriah selama beberapa dekade kini bisa jatuh ke tangan pemberontak pimpinan militan yang menyerbu Damaskus pada Ahad.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perubahan seismik di Suriah menghadirkan “peluang”.
Netanyahu mengatakan Israel tertarik pada “hubungan bertetangga” dengan Suriah, namun juga memastikan “bahwa tidak ada kekuatan musuh yang membangun dirinya tepat di dekat perbatasan Israel”.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan penasihat keamanan nasionalnya pada Ahad mengenai Suriah, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett melalui media sosial.
Pilihan Editor: