TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Guru di Iran mengutuk aksi pembunuhan KDRT terhadap Mona Heidari oleh suaminya di Ahvaz, Iran. Serikat Guru menyebut kondisi ekonomi masyarakat Iran memungkinkan praktik ini terjadi.
“Seperti yang kita saksikan setiap hari, berita bunuh diri para guru, pensiunan, dan segmen masyarakat berpenghasilan rendah lainnya, menjadi gambaran mengerikan dari tragedi Ahvaz yang mengejutkan komunitas
Iran yang bergejolak,” demikian keterangan Serikat Guru di Iran seperti dikutip dari Morning Star.
Serikat Guru di Iran menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Heidari, yang disebut tewas dalam situasi yang penuh tekanan secara hukum. Berdasarkan statistik yang tidak resmi, mereka pun menyalahkan pemerintah Iran atas serentetan pembunuhan misoginis 60 perempuan di provinsi Khuzestan dalam dua tahun terakhir.
"Pihak yang seharusnya tanggung jawab atas kematian Mona Heidari dan lainnya adalah rezim yang bersikeras pada keberlanjutan, konsolidasi hingga implementasi hukum terbelakang ini," demikian keterangan Serikat Guru Iran.
Pembunuhan terhadap Heidari geger setelah viral rekaman video saat seorang laki-laki memegang pisau besar sambil membawa kepala terpenggal berambut panjang di tangannya. Video mengerikan itu telah ditonton puluhan ribu orang.
Polisi Iran sudah menangkap suami Mona dan adik lelakinya. Kantor berita ILNA mewartakan dua kakak-beradik itu sudah mengakui perbuatan mereka.
Pembunuhan keji terhadap Heidari bermula ketika korban dilaporkan minggat dari Iran ke Turki demi menghindari tindak
KDRT oleh suaminya. Namun, Heidari, yang baru berusia 17 tahun itu, dibawa kembali oleh ayahnya dan diserahkan kepada suaminya. Ia kemudian dilaporkan tewas mengenaskan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini