Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setahun gempa Palu, salah satu desa yang terkena likuifaksi kini terlihat seperti kawasan mati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pantauan Tempo di lokasi pada 17 September 2019, Desa Jono Oge, salah satu dari empat wilayah terkena likuifaksi dilarang untuk ditinggali karena berisiko bencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dulu Desa Jono Oge berdiri ratusan rumah sebelum likuifaksi," kata Ikram, salah seorang warga Palu kepada Tempo.
Namun kini desa rata dengan tanah dan terlihat beberapa pondasi menandakan bahwa area tersebut pernah berdiri bangunan. Papan imbauan dilarang bermukim juga dipasang pemerintah daerah di jalan raya Desa Jono Oge 2.
Papan peringatan dilarang bermukim yang dipasang pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di daerah zona terlarang bekas likuifaksi gempa Palu di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 17 September 2019.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Salah seorang warga Jono Oge bernama Aisyah, menceritakan bagaimana detik-detik likuifaksi saat gempa Palu 28 September 2018.
"Tanah bergerak seperti lumpur setelah gempa," kata Aisyah yang saat itu berada di kebun.
"Setelah gempa saya dan suami keluar rumah. Tapi tanah bergerak seperti gelombang dan kami mesti menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi," cerita Aisyah.
Sementara Ikram mengatakan tanah likuifaksi membuat pohon kelapa yang berkilo-kilometer jauhnya di atas bukit bergeser.
"Pohon kelapa yang tadinya di bukit ikut bergeser ke permukiman warga," katanya. "Tanah likuifaksi mengubur rumah-rumah warga."
Likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menyebabkan sungai desa mengering. Foto diambil saat kunjungan Tempo bersama tim kemanusiaan PBB memperingati setahun gempa Palu, 17 September 2019. [Eka Yudha Saputra/Tempo]
Likuifaksi juga mengakibatkan jembatan putus, jalan aspal lurus menjadi belok, sungai mengering dan tanah yang dulunya ladang palawija tak lagi ditanami.
Desa Jono Oge adalah satu dari empat wilayah Sulawesi Tengah yang terkena likuifaksi gempa Palu. Tiga wilayah zona likuifaksi lain yakni Kelurahan Petobo, Kelurahan Balaroa, dan Desa Sibalaya.
PBB mencatat gempa Palu menewaskan sekitar 4.845 dengan pengungsi mencapai 172.999. Sementara 110.214 rumah rusak ditambah hilangnya akses kebutuhan dasar seperti makanan, air, layanan kesehatan, dan tempat perlindungan bagi korban gempa Palu.