BARU memerintah delapan bulan PM India Vishwanath Pratap Singh sudah dilanda krisis besar. Sabtu pekan lalu, PM India ke-7 ini menyampaikan surat pengunduran dirinya kepada koalisi partai-partai yang memerintah dan pada partainya sendiri, Janata Dal (Partai Rakyat). Namun, sejak awal, Ketua Janata Dal, S.R. Bomai, menyatakan menolak pengunduran diri Singh. Bomai juga yakin pemerintah tak bakal jatuh dan Singh akan tetap melanjutkan tugas-tugas PM-nya. Keyakinan Bomai terbukti. Esok harinya Singh menarik surat pengunduran dirinya. Yakni setelah didesak oleh para pemimpin Front Nasional (FN), partai koalisi yang berkuasa, agar tetap menduduki posnya. "Perdana menteri bukan milik satu partai saja. Ia milik Front Nasional, yang terdiri dari lima partai. Karena itu, ia tidak bisa langsung bertindak jika terjadi sesuatu pada satu partai," ujar Rama Rao, Ketua FN. Janata Dal merupakan partai terbesar dalam FN. Krisis politik di India ini berawal dari pengunduran diri tiga menteri penting dalam kabinet Singh. Esok harinya enam menteri muda mengikuti langkah pengunduran diri itu. Para menteri memprotes pengangkatan kembali Om Prakash Chautala sebagai ketua menteri negara bagian Haryana. Pasalnya, Chautala dituding terlibat dalam merencanakan kerusuhan berdarah dalam pemilihan sela di Haryana. Chautala merupakan anak Wakil PM India Devi Lal. Sejumlah pengamat menilai langkah pengunduran diri merupakan taktik untuk memperkuat posisi Singh dan untuk mengucilkan Devi Lal. "Semacam strategi mundur selangkah untuk maju dua langkah," ujar seorang pengamat di New Delhi. Seorang pejabat Janata Dal membenarkan pendapat ini. Pengunduran diri ini, konon, dimaksudkan untuk memaksa Singh berhadapan dengan Devi Lal, pemimpin kubu petani berusia 75 tahun. Singh, walau mempunyai kemampuan politik tinggi, dikenal tak suka adanya konfrontasi antarpribadi. Dengan mengundurkan diri ia tak perlu repot-repot bertengkar dengan Devi Lal. Bekas PM India Rajiv Gandhi dari Partai Kongres I berpendapat pengunduran diri Singh tak serius. Menurut Rajiv, surat pengunduran diri baru punya arti jika dikirimkan ke Presiden India. PM Singh mengatakan ia tak melayangkan surat pengunduran dirinya pada Presiden Ramaswami Venkataraman karena langkah itu bakal membuka jalan bagi Partai Kongres I kembali ke kekuasaan. Tapi beberapa pengamat lain percaya pengunduran diri Singh memang sungguh-sungguh, "karena pasti merusakkan reputasinya menambah lebar jurang perpecahan dalam kabinet". Karena Janata Dal cuma menang tipis dalam pemilu terakhir, November silam, sejak awal kekuasaannya tergantung dukungan partai-partai lain dalam Partai Koalisi Front Nasional. Devi Lal, yang banyak berjasa, adalah yang mendudukkan Singh pada posisi PM. Karena itulah banyak pihak yang menganggap Singh terlalu berutang budi sehingga segan bertindak atas langkah-langkah negatif Lal. Dengan pengunduran diri, memang terbukti, dukungan pada Singh mengalir dari seantero negeri. Namun, diduga, krisis pemerintahan Singh masih bakal berlanjut dalam waktu dekat. Sebenarnya, masalah yang dihadapi India adalah tak adanya tokoh politik yang cukup berbobot dan dipercaya mayoritas rakyat. Sejak kematian PM Indira Gandhi India memang paceklik pemimpin. Rajiv Gandhi, anak Indira, ternyata jauh di bawah kaliber sang ibu. PM Singh pun dinilai tak cukup berwibawa untuk memimpin negara berpenduduk lebih dari 700 juta jiwa ini. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini