Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Havana-ceko panas

12 pengungsi kuba meminta suaka ke kedubes ceko di havana. 3 orang meminta suaka ke kedubes spanyol. castro mencoba mengacaukan arus pengungsi dengan menyelipkan pelaku kriminal. kuba menolak ke luar.

21 Juli 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KELUARGA korps diplomatik Ceko di Havana -- kebanyakan wanita dan anak-anak -- Ahad pekan lalu, diam-diam meninggalkan Kuba. Ini langkah berjaga-jaga, setelah 5 orang "pembangkang Kuba" masuk dengan paksa ke rumah dan menyandera seorang diplomat Ceko. Untunglah, akhirnya sang diplomat bisa meloloskan diri. Senin pekan lalu, 12 pengungsi Kuba meminta suaka ke Kedubes Ceko di Havana. Pemerintah Praha menyatakan tak akan menyerahkan ke-12 pengungsi itu, lalu pada hari Jumat mengimbau agar Havana mengizinkan para pengungsi pergi dengan bebas ke negeri yang mereka pilih. Karena menganggap ke-5 orang yang masuk rumah diplomatnya "bukan pengungsi sebenarnya", Praha tak memberi mereka status pengungsi. Langkah ini dikritik tajam oleh Presiden Kuba Fidel Castro, yang sebelumnya menuntut agar ke-12 pengungsi diserahkan. Menurut orang nomor satu Kuba itu, perbedaan perlakuan Pemerintah Ceko atas kedua kelompok pengungsi Kuba sebagai "hipokrit dan tak konsisten". Kata Castro, kedua kelompok pengungsi itu merupakan unsur anti-sosial yang sama sekali tak punya motivasi politik. Namun, banyak pihak menduga bahwa Castro sengaja mengacaukan arus pengungsi, dengan mengirim pelaku kriminal ke rumah diplomat Ceko. Langkah menyelipkan para tahanan kriminal ke dalam arus pengungsi pernah dilakukan Castro. Yakni saat pengungsian besar-besaran warga Kuba ke Florida, AS, beberapa tahun silam. Waktu itu, diberitakan bahwa Castro sengaja mengosongkan penjara dari pelaku kriminal dan dengan lihai membebankannya ke pemerintah Washington -- dengan mendompleng arus pengungsi politik. Sebenarnya, bukan cuma Kedubes Ceko yang diserbu pengungsi. Kedubes Spanyol pun kebagian tiga orang. Bisa jadi para pengungsi Kuba mengikuti jejak para pengungsi di Albania yang, dua pekan lalu, menyerbu sejumlah kedubes asing di Tirana, ibu kota negara komunis ortodoks di Eropa Timur itu. Seperti diketahui, oleh pemerintah komunis garis keras Albania, sekitar lima ribu pengungsi akhirnya diizinkan pergi meninggalkan tanah airnya. Castro tak meniru langkah rekannya di Albania. Menurut Castro, kebijaksanaan pemerintahannya tak mencakup pemberian visa keluar bagi warga Kuba yang mencari suaka di kedubes-kedubes asing. Pemerintahan Castro, tampaknya, tak segan menggunakan kekerasan agar para calon pengungsi lain tak bisa dilindungi misi perwakilan asing di Havana. Insiden di Kedubes Spanyol, Kamis pekan lalu, buktinya. Polisi Kuba mengejar seorang pengungsi yang, saat itu, sudah masuk ke Kedubes Spanyol. Orang itu diseret keluar, walau staf kedubes sudah memprotes habis-habisan. Esok harinya, Pemerintah Kuba secara resmi minta maaf kepada pemerintah Madrid. Spanyol menuntut agar Kuba tak menjatuhkan hukuman kepada calon pengungsi yang identitasnya tak diketahui itu. Madrid juga menuntut agar Kuba mengizinkan tiga pengungsi Kuba -- yang sejak Senin bersembunyi di Kedubes Spanyol -- diperkenankan meninggalkan Kuba. Sementara itu, pemerintah Praha menuntut agar penguasa Kuba menghalau kelima orang yang menduduki rumah diplomat Ceko. Sejauh ini, tak ada reaksi dari pemerintah Havana. Sebenarnya, ketegangan antara Pemerintah Kuba dan Pemerintah (non-komunis) Ceko bermula sejak tumbangnya pemerintahan komunis Ceko. Maret silam, dengan langkah yang disebut Castro sebagai pengkhianatan, Ceko mendukung AS dalam resolusi Komisi Hak-Hak Asasi PBB di Jenewa, yang ditujukan pada Kuba. Tiga bulan kemudian Castro kembali berang, setelah Presiden Ceko Vaklav Havel mengirim surat menyesalkan soal penahanan para pembangkang Kuba. Belakangan, Castro kerap mengkritik pedas negara-negara komunis yang sudah mengambil "jalan kapitalis". Si Brewok yang karismatik ini sudah bersumpah akan tetap menerapkan "sosialisme murni" di negerinya. FS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus