Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat memecat 32 karyawan setelah mereka diduga menyebarkan materi pornografi melalui laman Facebook tak resmi. Menurut laporan TIME, mereka yang dipecat itu warga negara Kamboja dan keturunan Kamboja-Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Hampir seluruh karyawan yang dipecat itu bekerja sebagai petugas keamanan dan beberapa staf administrasi," tulis TIME.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PM Kamboja, Hun Sen bereaksi atas pertanyaan jurnalis saat dia berjaalan dengan PM Australia Malcolm Turnbull di sela-sela KTT Asean--Australia, 16 Maret 2018. Reuters
Beberapa sumber yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters, tak satupun dari yang dipecat di Kedutaan Besar Amerika Serikat itu berprofesi sebagai diplomat.
Penyebaran gambar porno itu, kata seorang sumber, bermula dari laporan istri seorang karyawan di Kedutaan Besar. Dia melihat beberapa gambar porno yang selanjutnya melaporkannya ke FBI. "Materi di laman Facebook berupa foto dan video porno, bahkan ada beberapa foto porno anak usia di bawah 18 tahun."Anak-anak melihat sel tahanan korban rezim Khmer Merah di Museum Genosida Tuol Sleng di Phnom Penh, Kamboja, 1 Juni 2016. REUTERS/Samrang Pring
Perkosaan terhadap anak dan perdagangan manusia untuk kepentingan seks adalah masalah yang sangat serius di Kamboja, salah satu negara di Asia Tenggara yang dihantam kemiskinan dan konflik dalam negeri. Persoalan perdagangan seks dan wisata seks anak di kamboja menjadi sorotan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dalam setiap laporan tahunan.
TIME menulis, pemecatan itu berlangsung saat terjadi ketegangan antara pemerintah Kamboja dan Amerika Serikat. Ketegangan ini bersumber dari kritik Washington terhadap Perdana Menteri Hun Sen yang menindak tegas kelompok oposisi baru-baru ini. Bagi Kamboja, sikap Amerika Serikat itu merupakan bentuk interfensi politik.