Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Usai bersembunyi di pedalaman hutan Guam selama 28 tahun; Shoichi Yokoi, seorang tentara Jepang berpangkat sersan, akhirnya ditemukan para petani setempat pada 24 Januari 1972. Dia bersembunyi setelah pasukan Amerika merebut pulau itu pada Agustus 1944.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimana kisah Shoichi Yokoi sejak mulai bersembunyi sampai akhirnya pulang ke Jepang?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari smithsonianmag.com, Yokoi adalah seorang prajurit Jepang yang lahir di Prefektur Aichi Jepang pada 1915. Sebelum direkrut menjadi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang pada 1941, Yokoi bekerja sebagai penjahit. Setelah bergabung dengan prajurit, dia ditempatkan di Tiongkok sampai kemudian dipindahkan ke Guam. Setelah pasukan Amerika hampir memusnahkan resimen Yokoi pada musim panas 1944, dia dan sekelompok sembilan atau sepuluh rekan melarikan diri ke hutan.
Yokoi adalah salah satu dari sekitar 5.000 tentara Jepang yang menolak menyerah kepada Sekutu setelah Pertempuran Guam. Dia lebih memilih hidup dalam pelarian daripada malu ditahan sebagai tawanan perang. Meski Sekutu menangkap dan membunuh sebagian besar tentara tersebut, sekitar 130 tetap bersembunyi pada akhir Perang Dunia II.
Awalnya, mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi ternak penduduk setempat. Namun, ketika jumlah ternak makin menurun, mereka mundur ke bagian pulau yang makin terpencil. Mereka tinggal di gua atau tempat berlindung sementara di bawah tanah. Mereka bahkan hanya makan kelapa, pepaya, udang, katak, kodok, belut, dan tikus.
Yokoi menggunakan keterampilan menjahitnya untuk menenun pakaian dari kulit pohon dan menandai berlalunya waktu dengan mengamati fase bulan. Dia akhirnya berpisah dengan rekan-rekannya yang menyerah, menjadi korban tentara musuh yang sedang berpatroli, atau akhirnya meninggal.
Setelah itu, Yokoi tetap melakukan kontak dengan dua tentara lainnya. Namun, setelah mereka meninggal dalam bencana banjir pada 1964, dia akhirnya tak ditemani siapa pun. Dia pun menghabiskan delapan tahun terakhirnya dengan bersembunyi dalam isolasi total.
Shoichi Yokoi merupakan salah satu prajurit terakhir yang menyerah. Dia merupakan contoh ekstrem dari penerapan prinsip Bushido, yang menekankan kehormatan dan pengorbanan diri. Ketika Yokoi kembali ke negara asalnya setelah hampir tiga dekade bersembunyi, reaksi awalnya adalah penyesalan. "Dengan sangat malu saya kembali," kata dia.
HAN REVANDA PUTRA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.