YANG dialami oleh pelabuhan di Kamerun sebenarnya bukan monopoli negeri ini. Menurut harian Asian Wall Street Journal, kini ada sekitar 1.000 kapal barang yang macet akibat ditutupnya BCCI sejak Juli lalu. Sebab, surat-surat izin pengangkutan barang mereka berada di peti besi BCCI. Tanpa surat itu, pemesan barang tak mungkin membawanya dari pelabuhan yang ditentukan. Seribu kapal dengan tujuan seluruh penjuru dunia itu seharusnya mengangkut muatan seharga, diduga, hampir US$ 87 juta. Sebagian besar kapal yang macet ini bertujuan ke Pakistan, Bangladesh, India, dan Timur Tengah. Sementara itu, barang-barang yang macet itu menumpuk di pelabuhan-pelabuhan, makan ongkos menyimpanan. "Ongkos penyimpanan terus meningkat, siapa yang harus membayarnya? Pemilik barang? Penjual? Bank?" tanya Derek Linghim, Direktur Jenderal Lembaga Ekspor di London, yang mewakili para eksportir dari berbagai negara. Tak jelas. Sebenarnya, firma Akuntan Touche Ross sudah ditunjuk untuk mengurus surat-surat pengapalan itu. Tapi, sejauh ini, baru bisa keluar sepuluh surat saja. Ini karena firma akuntan tersebut sangat ekstra hati-hati dalam memprosesnya. "Kami akan mengeluarkan surat-surat itu secara bertahap," kata Westrap, dari Akuntan Touche Ross. "Mudah-mudahan bisa lebih cepat." Selain itu, ada pula upaya lain. Yakni membujuk petugas pelabuhan agar melepaskan saja barang-barang yang mesti dikapalkan itu, dengan ganti rugi kepada pihak pelabuhan. Untuk upaya satu ini belum diketahui adakah yang sudah berhasil. Dari pengalaman ini kini banyak phak di Hong Kong tak mau begitu saja menerima surat jaminan bank, bila banknya tak dikenal bonafiditasnya. Kini, para ahli ekonomi dari Federal Reserve Board, AS, dan para profesor ahli hukum Universitas Harvard mencoba mencari di mana sebenarnya masalahnya. Kesimpulan sementara, bank-bank sentral, di mana saja, rupanya kekurangan alat untuk memonitor bank internasional. Apalagi, bila jenis banknya seperti BCCI, yang di tiap negara bisa dikatakan punya sistem sendiri-sendiri, padahal tetap saling berkaitan, makin sulitlah untuk memonitornya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini