RAUL S. Manglapus boleh dikatakan orang paling sibuk menjelang KTT ASEAN Desember mendatang. Baru menjabat Menteri Luar Negeri Filipina pertengahan Oktober lalu. Manglapus adalah lulusan fakultas hukum Universitas Ateneo de Manila. Bekas wartawan ini pernah menjabat sebagai Menlu Filipina pada 1957. Didampingi istrinya, Pacita Arguelles La O, dia tiba di Bandara Soekarno-Hatta Senin malam lalu. "Saya suka desain ruangan ini," ujarnya kepada rekannya Menlu Mochtar Kusumaatmadja. Menjelang kunjungannya itu, Manglapus sempat diwawancarai koresponden TEMPO Djoko Daryanto. Berikut petikannya. Gagasan Anda, ASEAN agar ikut memikul tanggung jawab atas kehadiran pangkalan militer AS di Filipina. Apakah hal itu merupakan kebijaksanaan resmi pemerintah Filipina? Saya membuat pernyataan itu pertama kali setahun lalu, ketika mengajar di sebuah universitas di AS. Sekali lagi saya lontarkan hal itu ketika berada di Singapura, waktu itu saya masih senator. Pendapat itu bukanlah kebijaksanaan resmi pemerintah Filipina. Kini, sebagai Menlu Filipina -- seperti petunjuk Presiden Cory -- saya jelaskan bahwa kehadiran basis militer AS akan dipertahankan hingga tahun 1991. Masalah ini tidak akan saya bawa dalam sidang. PM Singapura Lee Kuan Yew bahkan menyatakan bahwa basis itu ikut menunjang perkembangan ekonomi negara-negara Asia-Pasifik. Komentar Anda? Ini merupakan pernyataan yang menarik dan sangat logis. Namun, ini adalah sikap Singapura sendiri, bukan pernyataan bersama dari negara ASEAN lainnya. Apakah Anda sependapat bahwa kehadiran basis itu merupakan kepentingan Filipina, walau aspirasi dari dalam negeri untuk tampil lebih dewasa secara politis juga cukup kuat? Ah. Itu 'kan juga kepentingan AS. Salah satu tujuan basis militer itu juga menyangkut usaha AS melindungi kepentingannya di kawasan ini. Tetapi semua negara ASEAN membutuhkannya, bukan? Bagaimana dengan Filipina sendiri? Itu terserah kepada tiap-tiap negara ASEAN. Yang jelas, kami akan mempertahankannya hingga tahun 1991. Anda pernah menentang keterlibatan Filipina dalam Perang Vietnam. Bagaimana pendapat Anda sesungguhnya terhadap hubungan bilateral AS-Filipina dewasa ini? Ah, itu 'kan sikap 21 tahun lalu, ketika saya berpidato sebagai anggota Senat. Pada waktu itu, kami diminta mengirimkan batalyon zeni yang saya anggap tidak proporsional. Kini hubungan AS-Filipina sudah baik. Bila kerusuhan melanda Manila menjelang KTT ASEAN Desember mendatang, adakah kemungkinan untuk memindahkannya ke tempat lain? Sejauh ini tak ada kemungkinan ke hal itu. Perlu saya tegaskan di sini bahwa sementara ini tidak ada tawaran atau keraguan yang dilontarkan secara resmi oleh negara-negara peserta. Pada intinya, kami akan bekerja sekuat tenaga untuk itu, dan Brigjen Alexander Aguirre menjamin hal itu. Lalu, bila negara peserta masing-masing membawa pasukan keamanannya sendiri? Ya, itu wajar saja. Seperti kunjungan Presiden Reagan, misalnya, toh juga membawa pasukan keamanan. Wajar saja, kok. Anda masih berambisi mencalonkan diri sebagai Presiden Filipina setelah masa jabatan Presiden Aquino berakhir? Tidak. Tidak. Saya sudah tua dan setelah itu mungkin akan mengajar di Manila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini