Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat telah memveto sebuah resolusi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menuntut gencatan senjata segera, tanpa syarat dan permanen di Jalur Gaza. Penolakan gencatan senjata terjadi di tengah pemboman Israel yang terus berlanjut di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AS menolak tindakan tersebut pada Rabu pagi sementara 14 anggota dewan lainnya memberikan suara mendukung. Meskipun resolusi tersebut menyerukan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza, Washington telah menentang gencatan senjata tanpa syarat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami telah menjelaskan dengan jelas selama negosiasi bahwa kami tidak dapat mendukung gencatan senjata tanpa syarat yang gagal membebaskan para sandera,” kata Robert Wood, wakil utusan AS untuk PBB, selama sesi di New York dilansir dari Al Jazeera.
“Akhir perang yang langgeng harus dicapai dengan pembebasan para sandera. Kedua tujuan mendesak ini saling terkait erat. Resolusi ini mengabaikan kebutuhan itu, dan karena alasan itu, Amerika Serikat tidak dapat mendukungnya.”
Ini adalah keempat kalinya pemerintahan Presiden AS Joe Biden memveto resolusi yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza sejak serangan militer Israel dimulai pada Oktober tahun lalu.
Hingga saat ini, hampir 44.000 warga Palestina telah tewas akibat pemboman Israel di Gaza. Wilayah kantong itu juga telah terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan.
Biden yang merupakan seorang pendukung setia Israel, telah menghadapi kecaman luas dari para pembela hak asasi manusia atas sikap pemerintahannya. Ia juga telah menolak mensyaratkan bantuannya kepada Israel di tengah perang.
AS memberi Israel sedikitnya US$ 3,8 miliar bantuan militer setiap tahunnya. Pemerintahan Biden telah mengesahkan US$ 14 miliar dalam bantuan lebih lanjut kepada negara tersebut sejak konflik di Gaza dimulai.
Beth Miller, direktur politik di kelompok advokasi berbasis di AS, Jewish Voice for Peace, menyebut veto AS pada hari Rabu menyedihkan. Ia mengatakan warisan pemerintahan Biden adalah genosida di Gaza.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengucapkan terima kasih kepada AS karena menggunakan hak vetonya. Ia mengatakan bahwa pemerintahan Biden berdiri di sisi moralitas dan keadilan dengan menolak meninggalkan para sandera.
Namun Majed Bamya, wakil utusan Palestina untuk PBB, menekankan selama sidang Dewan Keamanan Rabu pagi bahwa gencatan senjata akan memungkinkan semua nyawa diselamatkan. “Dunia tidak boleh terbiasa dengan kematian orang-orang Palestina, melihat anak-anak Palestina kelaparan, melihat ibu-ibu menggendong anak-anak mereka dari satu tempat ke tempat lain, dan mengungsi secara paksa,” katanya.
Pilihan editor: Netanyahu Tawarkan Rp 79 Miliar untuk Bebaskan Sandera Hamas