Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah selain Jalur Gaza, semakin memanas, terutama di Lebanon sejak tentara Israel menginvasi kawasan Lebanon selatan yang diklaim sebagai sarang milisi bersenjata Hizbullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laman Anadolu Agency, kelompok Hizbullah Lebanon mengklaim telah meluncurkan serangan terhadap markas besar Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv pada Rabu 20 November 2024. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan skuadron pesawat tak berawak dan rudal balistik, menandai eskalasi konflik lintas perbatasan antara kedua pihak sejak tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hizbullah
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah menyebut skuadron drone berpemandu presisi menyerang pangkalan Kirya, yang menjadi pusat strategis Israel. “Serangan ini mengenai target dengan akurat,” kata Hizbullah. Pangkalan Kirya diketahui menampung Kementerian Pertahanan Israel, Staf Umum, Pusat Komando Perang, serta pusat kendali angkatan udara.
Pada malam harinya, Hizbullah melaporkan serangan tambahan menggunakan rudal balistik Qader 2 yang disebut berhasil menghantam sasaran di pangkalan tersebut. Namun, hingga kini, otoritas Israel belum memberikan komentar resmi terkait klaim ini.
Serangan Hizbullah ini terjadi di tengah kampanye udara besar-besaran yang dilancarkan Israel di Lebanon sejak akhir September 2024. Israel mengklaim target mereka adalah fasilitas militer Hizbullah di Lebanon selatan. Konflik ini merupakan lanjutan dari perang lintas perbatasan yang dimulai tahun lalu, menyusul serangan besar Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, lebih dari 3.360 orang telah tewas, 14.300 lainnya terluka, dan lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. Situasi di Lebanon semakin memburuk setelah Israel memperluas serangan ke wilayah selatan negara itu sejak 1 Oktober 2024.
Pada hari yang sama dengan serangan Hizbullah, sirene peringatan udara meraung di Tel Aviv dan sekitarnya. Komando Pertahanan Sipil Israel melaporkan adanya upaya pencegatan proyektil dari Lebanon. Militer Israel mengklaim bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menghancurkan rudal permukaan-ke-permukaan yang diluncurkan Hizbullah pada ketinggian tinggi. Namun, puing-puing rudal yang jatuh menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah.
Di Tel Aviv, serangan itu menyebabkan lima orang terluka, termasuk seorang perempuan yang kini dalam kondisi serius. Layanan medis Magen David Adom mengevakuasi para korban ke rumah sakit setempat. Rekaman video menunjukkan kebakaran yang terjadi di kawasan Ramat Gan akibat pecahan rudal yang menghantam menara transmisi. Selain itu, jendela-jendela gedung di sekitar lokasi mengalami kerusakan parah.
Sementara itu, di kota Shfaram, sebelah timur Haifa, serangan roket yang diluncurkan dari Lebanon dilaporkan menewaskan seorang perempuan.
Israel
Militer Israel menyebut Hizbullah telah meluncurkan sekitar 100 proyektil ke arah Israel pada Senin 18 November 2024. Sebagai balasan, angkatan udara Israel menggempur berbagai target di Beirut dan Lebanon selatan, menimbulkan dampak yang mematikan.
Hizbullah, yang dikenal sebagai kelompok milisi kuat di Lebanon dan didukung oleh Iran, menyatakan serangan ini sebagai bentuk respons atas serangan udara Israel yang terus berlanjut. Situasi ini menambah panjang daftar kekerasan yang memakan korban jiwa dan memicu kecaman dari komunitas internasional.
ANADOLU AGENCY
Pilihan editor: Netanyahu Tetapkan 3 Syarat Gencatan Senjata dengan Hizbullah di Lebanon