Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menanggapi sumpah China soal penyatuan kembali dengan Taiwan secara damai. Tsai dengan marah membalas pernyataan Presiden China Xi Jinping dengan mengatakan Beijing tak boleh memaksa Taiwan. Ia menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tsai berpidato di pangkalan udara di Taiwan utara sebelum acara hari nasional. Ia bersumpah akan menegakkan demokrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami akan terus bekerja keras memegang teguh garis depan demokrasi dan kebebasan, memperkuat kolaborasi dengan mitra internasional melalui nilai-nilai bersama dan memberikan lebih banyak kontribusi kepada dunia," ujar Tsai.
Kantor Kepresidenan juga menyatakan Taiwan adalah negara merdeka yang berdaulat, bukan bagian dari Republik Rakyat Chin. Taiwan kembali menolak keras tawaran China sebagai satu negara, dua sistem untuk memerintah pulau itu.
Ketegangan antara Taipei dan Beijing meningkat baru-baru ini. Di awal Oktober, angkatan udara China melakukan serangan empat hari berturut-turut ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
Tsai secara tidak langsung merujuk provokasi China dalam pidatonya. “Kami melihat jet tempur Angkatan Udara di langit, sepenuhnya mengendalikan pengamanan wilayah udara kami. Ketika wilayah udara kami diganggu, pilot kami dapat segera lepas landas untuk melindungi dan menjaga wilayah udara kami.”
Kemarin, Presiden China Xi Jinping berjanji mewujudkan penyatuan kembali secara damai atau reunifikasi dengan Taiwan. China juga tidak secara langsung menyebutkan penggunaan kekuatan setelah seminggu terjadi ketegangan dengan Taiwan yang memicu kekhawatiran internasional.
Xi Jinping menyebut Presiden Taiwan adalah separatis. Ia menolak untuk berbicara dengan Tsai, yang terpilih kembali dengan kemenangan telak tahun lalu. Tsai sebelumnya telah berjanji melawan Beijing, dengan keyakinan bahwa dia adalah seorang separatis.
Baca: Xi Jinping Mau Satukan Taiwan dan PM Singapura Anggap COVID-19 Flu
REUTERS