Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang hakim di pengadilan federal Ottawa, Kanada, memerintahkan maskapai Air Canada membayar uang denda kepada pasangan yang berbahasa Prancis yang mengklaim penerbangan itu telah menciderai hak-hak bahasa mereka dan melanggar undang-undang dwi bahasa Kanada. Dalam putusan hakim pada Kamis, 29 Agustus 2019, hakim pengadilan yang bernama Martine St-Louis meminta Air Canada membayar dengan pada pasangan itu US$ 15,800 atau Rp 224 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pasangan yang mengajukan gugatan itu diketahui bernama Michel dan Lynda Thibodeau yang berasal dari Ontario, Kanada. Gugatan diajukan pada 2016 dengan 22 dakwaan, dimana 14 dakwaan lainnya masih berjalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pesawat Air Canada. REUTERS/Arnd Wiegmann
Dalam putusan hakim, selain membayar denda ganti rugi, Air Canada juga harus mengirimkan sepucuk permohonan maaf kepada pasangan Michel dan Lynda Thibodeau.
“Air Canada belum menegakkan kewajiban lingustiknya,” kata Hakim St-Louis, merujuk pada konstitusi Kanada yang meminta adanya persamaan hak bahasa Inggris dan bahasa Prancis dalam kondisi tertentu. Kanada menggunakan dua bahasa resmi, yakni Inggris dan Prancis.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Sabtu, 31 Agustus 2019, pasangan Thibodeau mengatakan ada sejumlah tanda-tanda dalam penerbangan domestik Air Canada seperti kata ‘keluar’, yang hanya ditulis dalam bahasa Inggris. Hal ini memperlihatkan adanya ketidak seimbangan bahasa. Mereka juga melihat instruksi keselamatan penerbangan yang tercetak pada kalimat ‘kunci sabuk pengaman’ hanya ditulis dalam bahasa Inggris.
Pasangan Thibodeau secara khusus sangat kecewa pada pengumuman yang disampaikan awak pesawat karena untuk versi bahasa Inggris disampaikan setidaknya sampai 15 detik, tetapi untuk bahasa Prancis tidak lebih dari lima detik.
Dalam sebuah wawancara, Michel Thibodeau mengatakan sangat puas dengan putusan hakim ini dan berharap dalam beberapa bulan ke depan instruksi dalam penerbangan Air Canada bisa dilakukan dalam dua bahasa. Sedangkan pihak Air Canada di pengadilan mengatakan pihaknya berharap dalam tempo enam bulan bisa mengganti tanda-tanda penerbangan sesuai yang diminta.
Ini bukan pertama kali pasangan Thibodeau mengajukan gugatan terkait bahasa. Sebelumnya pada 2014, Mahkamah Agung mengesampingkan gugatan permintaan uang kompensasi atas tuduhan hak-hak bahasa mereka telah diciderai dalam sebuah penerbangan internasional.