Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Kembalinya Wajah Lama Taliban

Taliban membentuk pemerintahan sementara Emirat Islam Afganistan. Diisi orang-orang lama dan sebagian masuk daftar teroris.

11 September 2021 | 00.00 WIB

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berbicara kepada unit militer Badri 313 di bandara Kabul, Afghanistan 31 Agustus 2021. Taliban/Handout via REUTERS
Perbesar
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid berbicara kepada unit militer Badri 313 di bandara Kabul, Afghanistan 31 Agustus 2021. Taliban/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Taliban membentuk pemerintahan sementara Emirat Islam Afganistan.

  • Kabinet masih didominasi orang-orang dari rezim Taliban era 1990-an.

  • Sebagian menteri masuk dalam daftar teroris yang paling dicari.

TEMBAKAN dan pemukulan oleh tentara Taliban mewarnai demonstrasi yang pecah di Kabul, Afganistan, pada Selasa, 7 September lalu. Ratusan lelaki dan perempuan turun ke jalan sebagai protes terhadap kekuasaan Taliban dan menuntut hak-hak perempuan. Para demonstran juga menyerukan slogan-slogan anti-Pakistan. Mereka menuduh negara tetangga itu telah mendukung Taliban berkuasa meski Pakistan membantahnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus