Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Putri kerajaan Belanda, Putri Amalia, batal tinggal di asrama kampus karena mendapat ancaman penculikan dari kelompok gangster. Dia harus kembali ke rumah orang tuanya, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima di Den Haag.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amalia, yang gelar resminya adalah Putri Oranye, baru memulai kuliahnya pada awal September lalu di Universitas Amsterdam. Dia berharap dapat menjalani gaya hidup seperti mahasiswa pada umumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Raja dan Ratu Belanda mengungkapkan bahwa keamanan terhadap pewaris takhta Belanda harus diperketat demi mencegah serangan atau upaya penculikan.
Menurut laporan dari media lokal, nama Amalia dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah muncul di saluran komunikasi geng kejahatan terorganisir.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka berdua mungkin menjadi sasaran penculikan. Rutte menyebut situasi ini sangat mengerikan dan dia sangat khawatir.
Raja Willem-Alexander mengatakan dalam kunjungan kenegaraannya di Swedia, sebagai seorang ayah dia menemukan situasi yang benar-benar sangat sulit.
Sementara istrinya, Ratu Maxima, mengatakan ancaman keamanan terhadap Putri Amalia memiliki konsekuensi besar untuk hidupnya.
"Dia belum keluar rumah. Itu artinya dia tidak tinggal di Amsterdam, dia tidak bisa benar-benar keluar. Konsekuensinya sangat berat untuknya," kata Ratu yang tampak hampir menangis.
"Ini bukan kehidupan pelajar untuknya," tambah pasangan kerajaan, yang tinggal di Den Haag.
Sementara itu, Menteri Kehakiman dan Keamanan Belanda Dilan Yeilgöz-Zegerius menulis di Twitter bahwa meskipun dia tidak dapat mengatakan sesuatu yang spesifik tentang ancaman atau tindakan keamanan yang diterapkan, tetapi dia menjamin layanan keamanannya akan bekerja keras siang dan malam untuk memastikan keselamatan Sang Putri.
Putri Amalia yang berusia 18 tahun merupakan seorang tokoh yang populer dan modern. Pernah bekerja di sebuah bar setelah musim panas di pantai Den Haag dan mendapat julukan Ratu Koktail.
Amalia mengharapkan kehidupan universitas yang khas di Amsterdam, seperti berbagi rumah dengan siswa lain sambil belajar politik, ekonomi, hukum, dan psikologi.
Ketika tumbuh dewasa, Amalia pernah bersepeda ke sekolah seperti anak lainnya. Dia adalah penunggang kuda yang handal di atas kudanya yang bernama Mojito.
Dia juga terbuka tentang kesehatan mentalnya dan mengungkapkan bahwa dia kadang-kadang berkonsultasi dengan seorang terapis dan telah mendukung LGBT selama tahun-tahun sekolahnya.
Publik Belanda mengetahui tentang Putri Oranye melalui biografi resmi yang dirilis untuk ulang tahunnya yang ke-18. Selain dari itu, keluarga kerajaan menikmati privasi kehidupan pribadi dari media Belanda.
EURONEWS (NESA AQILA)