Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Top 3 Dunia: Prajurit Jepang Sembunyi di Hutan Maluku Hingga Sumber Uang Taliban

Berita terpopuler dunia sepanjang 14 Agustus 2021 di antaranya prajurit Jepang sembunyi 30 tahun di hutan Maluku hingga menguak sumber uang Taliban.

15 Agustus 2021 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemberontak Taliban merekam pesan setelah merebut Pul-e-Khumri, ibu kota provinsi Baghlan, Afganistan, yang diunggah 10 Agustus 2021. Ribuan warga Afganistan yang wilayahnya diserbu Taliban telah mengungsi ke distrik lain atau bersembunyi di rumah masing-masing. REUTERS/Taliban

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler dunia sepanjang Jumat, 14 Agustus 2021, di antaranya kisah prajurit Jepang bernama Teruo Nakamura yang sembunyi 30 tahun di hutan Pulau Morotai Maluku, perempuan Afganistan yang dilarang bekerja oleh Taliban setelah mereka merebut kota-kota utama Afganistan, dan menguak bagaimana Taliban memperoleh dukungan finansial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga berita terpopuler internasional tersebut dirangkum dalam Top 3 Dunia berikut.

1. Teruo Nakamura, Prajurit Jepang Sembunyi 30 Tahun di Hutan Pulau Morotai Maluku

Teruo Nakamura merupakan prajurit Jepang asal Taiwan, yang bersembunyi di hutan Desa Pilowo, Kepulauan Morotai hingga ditemukan kembali pada 1974. Ia tak tahu perang telah selesai, dan selama 30 tahun bersembunyi di hutan dan goa-goa di Morotai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teruo Nakamura menjadi tentara sukarelawan Jepang ketika berusia 22 tahun. Saat itu, tahun 1942 dan Taiwan menjadi daerah koloni kekaisaran Jepang.

Teruo Nakamura. facebook/all about ww2

Nakamura lahir di Taiwan, Republik Tiongkok pada 8 Oktober 1919. Ia terlahir dengan nama Attun Palalin, sementara media Taiwan banyak menyebutnya dengan Lee Guang-Hui. Nakamura berasal dari Suku Ami, pribumi Taiwan yang terbiasa hidup dengan berburu.

Pada November 1943, ketika Jepang sedang menduduki Taiwan, Nakamura terkena wajib militer yang membuatnya masuk dalam sebuah unit sukarela Takasago dari Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Ketika itu ia ditempatkan di Pulau Morotai, Hindia Belanda. Dengan bergabung korps militer Jepang pula ia mendapatkan nama Teruo Nakamura. Bagaimana kisahnya dia bisa bertahan 30 tahun di hutan nusantara? Baca berita selengkapnya di sini.

2. Taliban Kembali Melarang Perempuan Afganistan Bekerja

Pada awal Juli, ketika gerilyawan Taliban merebut wilayah dari pasukan pemerintah di Afganistan, para milisi dari kelompok itu masuk ke kantor Azizi Bank di kota selatan Kandahar dan memerintahkan sembilan perempuan yang bekerja di sana untuk pergi.

Orang-orang bersenjata itu mengawal mereka ke rumah mereka dan menyuruh mereka untuk tidak kembali ke pekerjaan mereka. Sebaliknya, mereka menjelaskan bahwa kerabat laki-laki dapat menggantikan mereka, menurut tiga perempuan yang terlibat dan manajer bank.

"Sungguh aneh tidak diizinkan bekerja, tapi sekarang begini," Noor Khatera, seorang perempuan berusia 43 tahun yang pernah bekerja di departemen rekening bank mengatakan kepada Reuters.

Insiden tersebut merupakan tanda hak perempuan Afganistan, yang telah diperjuangkan selama 20 tahun, terancam pupus jika Taliban merebut Afganistan. Bukan hanya Khatera, perempuan Afganistan lain juga dipaksa pulang dari kerja ketika Taliban merebut kota-kota Afganistan. Baca berita selengkapnya tentang nasib perempuan Afganistan di tangan Taliban di sini.

3. Menguak Sumber Uang Taliban, dari Opium Hingga Sumbangan Asing

Taliban adalah kelompok militan bersenjata di Afganistan yang amat kaya. Mengutip The Conversation, berdasarkan tahun fiskal Maret 2020, Taliban diperkirakan memiliki pundi-pundi US$1,6 miliar atau seperlima dari pendapatan pemerintah Afganistan US$5,55 miliar selama periode yang sama.

Taliban memperoleh uang dari produksi narkotika, pertambangan, pemerasan, hingga sumbangan asing.

Saat ini gerilyawan Taliban merebut Pul-e-Alam, ibu kota Provinsi Logar yang berjarak 70 km selatan Kabul, menurut seorang anggota dewan provinsi setempat.

Taliban tidak menghadapi banyak perlawanan, kata anggota dewan provinsi kepada Reuters dengan syarat anonim.

Perebutan kota itu, yang akan menjadi titik penting untuk serangan potensial ke Kabul, terjadi sehari setelah para pemberontak merebut kota-kota terbesar kedua dan ketiga di negara itu.

Kemajuan cepat Taliban terjadi tidak lama setelah Amerika Serikat dan koalisi NATO memutuskan menarik diri dari perang 20 tahun yang tidak berkesudahan. Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Taliban memperoleh uang meski digempur pasukan sekutu, baca beritanya di sini.

TEMPO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus