Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa dia sangat menentang pemindahan atau aneksasi apa pun di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel. Pernyataan itu dia sampaikan dalam kunjungannya ke Kairo, Mesir, pada Senin, 7 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ini akan menjadi pelanggaran hukum internasional dan ancaman serius bagi keamanan seluruh kawasan, termasuk Israel," kata Macron saat bertemu dengan mitranya, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi, dikutip dari Arab News.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Macron memulai pembicaraan yang didominasi dengan perang Gaza pada Ahad lalu dengan Abdel Fattah El-Sisi setelah tiba di Kairo.
Pada hari Senin, Macron, El-Sisi, dan Raja Yordania Abdullah II mengadakan pertemuan puncak menyusul langkah Israel memperbarui serangannya terhadap Hamas di Gaza. Pada Selasa, 8 April 2025, Macron akan menuju pelabuhan Mesir El-Arish, dekat Gaza, untuk menyoroti keadaan kemanusiaan di wilayah tersebut.
Pelabuhan El-Arish, 50 kilometer (30 mil) di sebelah barat Jalur Gaza, telah menjadi titik transit utama bagi bantuan internasional yang tiba di Gaza.
Kantor kepresidenan Prancis menyebut Macron akan bertemu dengan para pekerja kemanusiaan dan keamanan di sana untuk menunjukkan "mobilisasi terus-menerusnya demi gencatan senjata."
Sebagian besar bantuan internasional dikirim melalui perlintasan Rafah antara Gaza dan Mesir, tetapi ini telah ditangguhkan oleh Israel sejak awal Maret.
Macron dan El-Sisi mengadakan makan malam di pasar Kairo tepat setelah presiden Prancis tiba untuk kunjungan selama 48 jam. Macron juga menyempatkan diri untuk kunjungan pribadi ke Museum Besar Mesir yang baru, yang akan diresmikan pada 3 Juli, di mana akan memamerkan 100.000 artefak bersejarah.
Kedua presiden mengadakan pertemuan yang lebih formal pada Senin pagi sebelum pertemuan puncak dengan Raja Abdullah. "Situasi di Gaza akan dibahas secara luas," ujar Macron tentang pertemuan tersebut yang menekankan pentingnya Mesir dan Yordania dalam mengakhiri perang.
Mesir, bersama dengan Qatar dan Amerika Serikat, telah menjadi mediator antara Israel dan Hamas. Sementara itu, Amerika Serikat telah meminta Yordania dan Mesir untuk menerima pengungsi Palestina dari Gaza.
Israel telah berupaya untuk merebut wilayah Gaza sejak runtuhnya gencatan senjata jangka pendek dengan Hamas pada 18 Maret. Israel menyebut langkah itu sebagai strategi untuk memaksa militan membebaskan sandera yang masih ditahan di Gaza. Pada saat yang sama, Israel telah meningkatkan serangan terhadap Lebanon dan Suriah.