Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Tory atau buruh menang pemilu?

Pemilu 1979 di inggris diikuti 12 partai, tapi yang menarik adalah 3 partai buruh, tory & liberal. margaret thatcher dari tory yang sangat diunggulkan bersaing keras dengan callaghan dari buruh yang masih kuat. (ln)

28 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INGGERIS memang tidak sepenting dulu, tapi seorang wanita barangkali untuk pertama kalinya akan menjadi perdana menteri di sana lewat pemilu sekali ini. Ny. Margaret Thatcher, 54 tahun, yang memimpin partai Konservatif atau Tory bersaing terutama sekali dengan James Callaghan, pemimpin partai ,Buruh. Tentang ini dari London, pembantu TEMPO Gabriel Gay melaporkan: Pemilu 3 Mei ini menyusul jatuhnya pemerintahan Callaghan di tengah-tengah ancaman inflasi dan pemogokan buruh yang selalu merongrong. Callaghan, 67 tahun, masih belum akan gampang untuk dikalahkan. Partainya yang sudah 5 tahun berkuasa tampak masih akan melanjutkan programnya untuk menanggulangi masalah inflasi dan pengangguran. Program Callaghan itu sendiri tidak mempunyai banyak cela. Tapi mungkin saja kaum pemilih Inggeris mau mencoba Ny. Thatcher, yang cukup lincah yang mempunyai daya tarik. Namun Ny. Thatcher, ketika ditantang Callaghan, menolak untuk berdebat di depan layar TV ala Amerika. Kampanye pemilu Inggeris lebih ditekankan pada masalah domestik seperti inflasi, pengangguran dan perpajakan. Ada 12 partai yang berkampanye, yang beraneka ragam coraknya -- dari yang paling kiri, ingin mendirikan pemerintahan proletar, hingga paling kanan yang ingin mengusir keluar semua orang kulit berwarna. Dari sekian banyak itu, hanya tiga saja -- Buruh, Tory dan Liberal --yang tetap menarik perhatian. Partai Liberal yang dipimpin David Steel, 41 tahun, selalu ikut memegang peranan menentukan, terutama bila Buruh maupun Tory sukar mencapai mayoritas yang meyakinkan. Kabinet Callaghan Maret lalu jatuh di parlemen karena Liberal menarik dukungannya pada Buruh. Masih ada kemungkinan salah satu dari Dua Besar itu mengajak Liberal membentuk pemerintahan koalisi. Tapi seperti Buruh dan Tory, partai Liberal pun menonjolkan manifesto politik tersendiri. Sekali ini Liberal mendesak supaya sistim pemilu dirobah. Sistim distrik yang sekarang tidak menguntungkannya. Maka Liberal menuntut sistim perwakilan berimbang dan menyatakan "hanya akan berkoalisi dengan partai yang menyetujui perobahan sistim pemilu 1984." Untuk pemilu sekali ini Liberal mengharapkan tambahan suara terutama dari kalangan orang muda. Steel menjadi populer di Inggeris setelah ia mengusulkan dan menggolkan 12 tahun lalu Undang-undang yang menglzmkan aborsi -- pengguguran kandungan. Bagi siapa pun yang menang, soal pemogokan buruh akan merisaukan. Pemerintahan Callaghan terkenal lembek -- ingin "damai" saja --terhadap soal ini. Sedang Tory bersedia "perang" untuk mengurangi pengaruh serikat sekerja, jika perlu. Sikap keras itu pernah dilaksanakan pemerintahan (Tory)-Edward Heath tahun 1974. Di Inggeris ada sekitar 12 juta buruh. Menjelang pemilu ini, partai Buruh tak lupa menandatangani "perjanjian persahabatan" dengan Dewan Tertinggi Serikat Buruh Inggeris. Sikap terhadap Masyarakat Ekonomi Eropa merupakan bahan pemikiran Inggeris dalam pemilu sekarang. Tory pasti menginginkan Inggeris tetap dalam MEE, juga Callaghan bersikap demikian. Tapi sayap kiri dalam partai Buruh berpendapat keanggotaan MEE tidak menguntungkan ekonomi pertanian Inggeris. Jika Tory menang dan Buruh berperan sebagai oposisi, tulis Tbe Economist, mungkin menimbulkan kemungkinan partai Buruh makin terdorong untuk berkampanye supaya keluar dari MEE, dan ini akan berpengaruh pada pemilu berikutnya pada tahun 1984. Masalah luar negeri umumnya sedikit sekali mempengaruhi kampanye pemilu Inggeris. Kedua partai utama itu tidak banyak bertikai, kecuali pada variasi kecil. Umpamanya Tory bersikap lebih keras terhadap Uni Soviet, mengingat Ny. Thatcher, berbeda dengan Callaghan, tidak ragu-ragu untuk menjual pesawat Harrier yang kontroversial itu pada Cina. Namun Ny. Thatcher bukan pula pencinta Cina. Soal luar negeri yang agak dekat ke rumah bagi Inggeris ialah rencana penyelesaian damai di Rhodesia. Partai Buruh secara tegas hanya bersedia mengakui pemerintahan Zimbabwe Rhodesia yang baru bila pemilu pekan lalu di sana diawasi PBB dan disertai kedua unsur Front Patriotik. Sedang Tory mau mengakuinya tanpa persyaratan itu. Soalnya ialah Konservatif, jika memegang pemerintahan, mungkin akan diminta bantuannya oleh pemerintah Zimbabwe-Rhodesia yang baru untuk melawan Front Patriotik. Dan jika Front Patriotik menang, bagaimana? Vietnam dalam bentuk baru bagi Inggeris? Hal ini ikut merisaukan pemilu sekarang. Tapi siapa pun yang bakal memenangkan pemilu ini, baik Tory maupun Buruh akan melanjutkan hubungan bersahabat dengan negara-negara berkemhang. Pengaruhnya pada Indonesia, misalnya, sama saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus