Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini mengincar kesepakatan mineral yang "lebih besar dan lebih baik" dengan Ukraina sehingga ketentuan-ketentuannya bisa berubah, lapor CBS News seperti dikutip Kyiv Independent pada Rabu 5 Maret 2025 mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pejabat dalam pemerintahan Trump mengatakan kepada CBS bahwa hingga Selasa sore, kesepakatan tersebut belum difinalisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Reuters melaporkan bahwa kesepakatan tersebut diperkirakan akan ditandatangani pada Selasa 4 Maret. Namun klaim ini dibantah oleh para pejabat AS, dan tidak ada kesepakatan yang dicapai pada hari itu. CBS News tidak menjelaskan persyaratan apa yang ingin dinegosiasikan ulang oleh Trump.
Perjanjian yang telah lama diperdebatkan ini akan menghasilkan dana dimana Ukraina akan menyumbangkan 50 persen dari hasil monetisasi sumber daya mineral milik negara di masa depan, termasuk minyak, gas, dan infrastruktur logistik.
Kesepakatan yang dinegosiasikan dengan susah payah itu dijadwalkan akan ditandatangani pada 28 Februari. Namun rencana itu gagal setelah perselisihan publik antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di depan para wartawan di Ruang Oval, sehingga nasib perjanjian tersebut menjadi tidak pasti.
Zelensky dikritik atas dugaan kurangnya rasa terima kasih terhadap bantuan AS serta sikapnya yang dianggap tidak hormat selama berada di Gedung Putih. Zelensky diminta meninggalkan pertemuan, meskipun delegasi Ukraina dikabarkan memohon agar pembicaraan dilanjutkan.
AS dilaporkan telah mengajukan tiga proposal kesepakatan mineral, namun pihak Ukraina menolak dua proposal pertama karena tidak menyertakan perjanjian keamanan, bahkan ketika Washington meningkatkan tekanan.
Versi ketiga juga tidak memuat komitmen keamanan yang konkrit, namun memuat kalimat yang berbunyi bahwa dana tersebut "akan diinvestasikan kembali setidaknya setiap tahun di Ukraina untuk meningkatkan keselamatan, keamanan, dan kemakmuran Ukraina."
Pertemuan tersebut awalnya direncanakan untuk menandatangani kesepakatan terkait logam tanah langka serta menggelar konferensi pers bersama.
Namun, Trump membatalkan penandatanganan perjanjian yang sebelumnya telah disetujui oleh pemerintah Ukraina seraya menyatakan bahwa Zelensky tidak akan diterima kembali di Gedung Putih hingga ia "siap untuk berdamai."
Pemerintahan Trump selama ini enggan berkomitmen terhadap keamanan Ukraina, dengan alasan bahwa perjanjian ekonomi tersebut merupakan jaminan keamanan bagi Ukraina dan bahwa Eropa harus bertanggung jawab atas pertahanan Kyiv.
‘Kita perlu mengembalikan AS ke jalur yang benar:’ Para pelaku bisnis dan ekonom di Ukraina bereaksi terhadap kegagalan kesepakatan mineral.
Setelah AS membekukan bantuan militer untuk Kyiv, Zelensky mengeluarkan pernyataan yang menyebut perselisihan itu "disesalkan" dan menegaskan kembali kesiapannya untuk menandatangani kesepakatan mineral dan berupaya menuju perdamaian.
Pilihan Editor: Trump Ancam Zelensky: Dia Tidak Akan Bertahan Lama