Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

UNRWA: Warga Palestina di Gaza Utara Sedang Menunggu Kematian

UNRWA menyebut rakyat Palestina di utara Gaza berada di ambang kematian karena meningkatnya serangan Israel.

24 Oktober 2024 | 13.24 WIB

Warga Palestina mengungsi setelah diperintahkan oleh militer Israel untuk mengevakuasi bagian utara Gaza di tengah operasi militer Israel, di Jabalia, Jalur Gaza Utara 22 Oktober 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
material-symbols:fullscreenPerbesar
Warga Palestina mengungsi setelah diperintahkan oleh militer Israel untuk mengevakuasi bagian utara Gaza di tengah operasi militer Israel, di Jabalia, Jalur Gaza Utara 22 Oktober 2024. REUTERS/Mahmoud Issa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi untuk Palestina atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) menyebut rakyat Palestina di utara Gaza berada dalam ambang kematian seiring meningkatnya serangan Israel di wilayah tersebut. Menurut UNRWA, rakyat di utara Gaza itu kesulitan memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Staf kami melaporkan bahwa mereka tidak dapat menemukan makanan, air, atau perawatan medis,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Phillippe Lazzarini pada Selasa, 22 Oktober 2024, dikutip dari Anadolu, Kamis, 24 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Lazzarini mengatakan kondisi yang memprihatinkan di Gaza itu dapat dilihat dari banyaknya mayat yang mudah ditemui. 

“Bau kematian tercium di mana-mana karena mayat-mayat tergeletak di jalan atau di bawah reruntuhan. Misi untuk membersihkan mayat-mayat atau memberikan bantuan kemanusiaan ditolak,” ujarnya. 

Militer Israel meningkatkan serangan masif mereka di Gaza utara di tengah pengepungan yang telah menyebabkan puluhan ribu orang kekurangan makanan dan air. Menurut otoriter kesehatan Palestina, lebih dari 600 orang tewas dan ribuan lainnya terluka sejak serangan dimulai pada 5 Oktober.

“Di Gaza utara, orang-orang hanya menunggu kematian,” ucap Lazzarini. “Mereka merasa terlantar, putus asa, dan sendirian. Mereka hidup dari jam ke jam, takut mati setiap detiknya.”

Lebih lanjut, kepala UNRWA itu menyerukan gencatan senjata segera untuk memungkinkan mobilisasi kemanusiaan yang aman bagi keluarga yang ingin meninggalkan Gaza utara.

“Sepanjang perang tahun lalu, sejumlah staf UNRWA tetap tinggal di utara dan melakukan hal yang mustahil untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi internal,” tuturnya. “Ini adalah tindakan minimum untuk menyelamatkan nyawa warga sipil yang tidak ada hubungannya dengan konflik ini.”

Menurut laporan Anadolu, serangan Israel terhadap Gaza utara merupakan episode terbaru dalam perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 42.700 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai hampir 100.300 orang lainnya sejak tahun lalu menyusul serangan Hamas.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut dan menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Adapun Israel berhadapan dengan kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakan mereka di Gaza.

 

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus