Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Untuk paus: grafiti dan api

Paus, dalam kunjungannya ke jer-bar, membeatifikasi edith stein, keturunan yahudi. ia mengecam nazisme. disambut demonstrasi dan pembakaran gereja. ada yang protes karena seks bebas dihalang-halangi.

9 Mei 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM kunjungannya yang kedua ke Jerman Barat pekan lalu, yang lebih merupakan kampanye terselubung anti-Nazi, Paus Johannes Paulus 11 telah mengecam Nazisme lcbih dari satu kali. Pemimpin Gereja Katolik itu menyatakan bahwa Nazisme adalah "ideologi yang lahir dari pikiran gila" dan "bentuk yang nista dari rasisme." Ini diucapkan oleh Paus dalam kongregasi yang berlangsung Jumat lalu di sebuah stadion di Cologne (Koln). Tepatnya dalam upacara beatifikasi (setingkat di bawah ucapara pengangkatan santo/santa) Biarawati Edith Stein, seorang wanita keturunan Yahudi yang dibaptis dengan nama Teresa Benedicta. Sesudah beatifikasi yang kontroversial ini - karena ditampik dan dikecam oleh banyak tokoh Yahudi - Paus kembali mengutuk Nazisme di Munster. Di sini beliau mempersamakan pembunuhan Nazi terhadap orang-orang cacat mental dan cacat fisik dengan praktek cuthanasia dan aborsi yang sekarang banyak dilakukan. "Pembunuhan sistematis yang dilakukan Nazi terhadap orang-orang cacat, serta mereka yang pesakitan dan tak mampu, tidak mungkin dilenyapkan dari arsip dan buku sejarah...," katanya. Dalam kesempatan itu Paus menyerukan agar euthanasia -bunuh diri secara medis yang sekarang banyak diterapkan terhadap penderita AIDS -- tidak diteruskan. Upacara beatifikasi untuk Biarawati Teresa Benedicta dihadiri 75.000 jemaah, sementara beberapa ratus orang melancarkan demonstrasi, termasuk kelompok hijau pembela lingkungan dan kaum feminis. Yang terakhir ini tidak setuju pada peraturan Gereja Katolik yang diterapkan pada biarawati. Ada pula kelompok remaja yang ikut protes karena Gereja menolak seks bebas. Beberapa di antara mereka, entah karena alasan apa, turun ke jalan tanpa sehelai benang. Misa itu sendiri mengundang banyak komentar. Mengapa? Karena Teresa dianggap martir - ia tewas di kamar gas kamp konsentrasi Auschwtiz, Polandia - demi membela sesama Yahudi. Padahal, biarawati itu terjun ke Auschwitz semata-mata untuk menjalankan misi Katoliknya. Dalam penilaian Teresa, Yahudi yang di Auschwitz adalah orang-orang tidak beragama. "Tuhan tahu saya bukan lagi seorang penganut agama Yahudi pada usia 14 tahun. Kembalinya saya pada Tuhan membuat saya merasa sebagai orang Yahudi lagi," begitu bunyi testamennya. Paus memuji sikap Teresa yang disebutnya sebagai putri Yahudi yang luar biasa, berani, dan bijaksana. "Berbanggalah kaum Yahudi yang menurunkannya," ujar Paus. Namun, kaum Yahudi justru curiga mendengar pernyataan Paus itu. Elan Steinberg ketua Kongres Yahudi Internasional segera mengeluarkan pernyataan balasan. Ia berpendapat Paus telah menurunkan nilai penderitaan kaum Yahudi di masa Nazi. Steinberg juga menaruh syak wasangka mungkin sekali Vatikan sedang merintis jalan merangkul Yudaisme. Beberapa jam sebelum misa kudus di stadion Cologne, gereja St. Brictius yang terletak dalam jarak 3 kilometer terbakar. Gereja masih membara ketika Paus memulai misa. Polisi belum bisa memastikan adakah faktor kesengajaan pada musibah itu. Di dinding gereja yang hangus itu terpampang tulisan grafiti, "Kami senang melihat gereja terbakar. Gereja: Pembunuhan untuk laba." Tapi langkah Paus tidak terhambat. Di Munich, Minggu keesokan harinya, diselenggarakan pula beatifikasi bagi Biarawan Rupert Mayer, juga seorang penentang Nazi yang berulang kali dijebloskan ke penjara. Ia baru bebas tahun 1945, setelah pihak Sekutu masuk ke Jerman. Mengapa Paus diprotes dan adakah hubungannya dengan pembakaran gereja? Mungkin juga. Coretan pada tembok gercja menunjukkan adanya kebencian pada lembaga itu. Bukan karena kampanye anti-Nazi yang dilancarkan Paus, tapi lebih karena sikap antipati terhadap agama yang dianggap menghalang-halangi seks bebas dan sebagainya. JIS, Laporan kantor-kantor berita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus