DATUK Rais Yatim, 45 tahun, terpilih kembali sebagai anggota Dewan Tertinggi UMNO dalam kongres ke-38, akhir bulan lalu. Namanya melambung belakangan ini, pertama karena masalah ras Melayu dalam ketentaraan Singapura, kedua karena ia menyeberang dari kubu Mahathir ke kubu Razaleigh-Musa Hitam. Sabtu baru lalu koresponden TEMPO Ekram Attamimi meawancarai bekas menlu itu di kantornya, di Kuala Lumpur. Petikannya: Mengapa Datuk memilih mundur, dan tidak menunggu keputusan PM? Kita harus menghormati konsep demokrasi, juga norma-norma dalam suatu pemerintahan. Jika seorang anggota partai tidak berjaya dalam satu pemilihan, maka sebagai entleman dan orang yang rasional amalan politiknya, dia harus mundur. Dalam konteks ini, saya berbeda pendapat dengan gaya, cara, dan prinsip-prinsip pokok yang diamalkan pucuk pimpinan UMNO, khususnya Dr. Mahathir. Datuk merebut suara terbanyak keempat, hanya setingkat di bawah Anwar Ibrahim. Trend apakah ini? Saya kira trend itu adalah trend yang mengarah ke pergolakan. Atau pembaruan pada pucuk pimpinan UMNO. Sebab itulah Tengku Razaleigh mendapat 718 suara, Datuk Musa 699, saya 690 Sedangkan Dr. Mahatir cuma menang tipis 43 suara. Karena itulah, saya lantas menyeru agar Dr. Mahathir dan konco-konconya tidak begitu keterlaluan. Apatah lagi langkah-langkah yang diambilnya terhadap ketujuh rekan saya itu, dalam bulan Ramadan, bulan yang mencerminkan istiqfar Islam. PM kelihatannya terburu-buru menyingkirkan ketujuh anggota kabinetnya itu. Apakah karena ia didesak orang-orang di sekitarnya? Ya, ini biasa. Apa yang kita panggil sebagai "orang keliling" atau "the boys" sesungguhnya memainkan peran dalam semua rezim. Jadi, tindakan PM itu dapat membahayakan keutuhan partai? Sesungguhnya akan membahayakan, walaupun Dr. Mahathir memandang enteng dan mengatakan "tidak akan pecah, semuanya akan beres." Yang perlu diakui ialah 49% anggota UMNO menentang kepemimpinan Mahathir. Beliau akan ditantang terus-menerus dari semua cabang, sedikitnya dari 40-68 bagian UMNO. Berarti akan menambah ketegangan? Tak hanya ketegangan, malah perpecahan akan terjadi. Sebab Dr. Mahathir tidak pernah mengajak para pemimpin untuk berdialog. Kalau itu dilakukan anggota UMNO akan melihat adanya proses tukar pikiran Tapi ini sama sekali tidak terjadi. Berarti akan terjadi krisis politik yang besar? Bukan yang besar, tapi yang terbesar. Saya kira lebih besar dari yang pernah terjadi ketika Datuk Oon Jaafar (pendiri UMNO, ayahanda Tun Hussein Onn) membentuk Partai Negara pada tahun 1951. Ada kabar burung mengatakan Dr. Mahathir akan mundur sebelum tahun 1990 Kalau benar, apakah itu sebagai pembuka jalan bagi Ghafar Baba untuk menjadi pemimpin UMNO? Terlalu dini bagi saya untuk berkomentar Tapi pada hemat saya PM sedang mempersiapkan Anwar Ibrahim. Sebisa-bisanya Anwar akan diberi beberapa plaform yang memudahkan bagi beliau untuk mengambi alih beberapa pos penting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini