Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kecelakaan

Dirut garuda r.a.j. lumenta mengalami kecelakaan ketika ia mengendarai sepeda motor. ditabrak bis, hingga dilarikan ke rs cikini jakarta untuk dirawat. banyak pejabat tinggi yang menengok ke rs.

9 Mei 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI angkasa kita jaya, di darat kita ngebut. Bisa jadi itulah semboyan Dirut Garuda R.A.J. Lumenta. Orang nomor satu di Garuda sejak tiga tahun lalu ini memang suka memacu speedometer di sepeda motornya 100 km-140 km. Namun, sepandai-pandai tupai melompat, aral melintang memang tak terduga. Peristiwa tubrukan Ahad sore di Jalan M.T. Haryono, Jakarta, itu memang tidak jelas apakah sang dirut melarikan motornya terlalu kencang, ataukah bis itu yang tancap gas dan kacau jalannya. Yang jelas, dua kendaraan yang tak sebanding itu bergesekan, dan BMW yang dikendarai Lumenta tersungkur. Pengendaranya langsung diangkut masuk ke RS Cikini, ke ruang ICCU. "Senin siang ini Bapak sudah normal, masa kritisnya sudah lewat. Yang luka hanya tangannya, kok," kata Sofyan Alty, Kepala Humas Garuda. Di ruang ICCU RS Cikini, tempat bos Garuda ini dirawat, memang banyak pejabat yang menengok sampai Senin siang, termasuk Menteri Perhubungan Roesmin Nuryadin. Di hari minggu itu, Lumenta jalan-jalan ke Bogor, sendirian. Ia memang hobi beroda dua. "Di sini banyak sepeda motor, nggak tahu siapa yang punya. Yang disukai Bapak cuma dua," kata putri Lumenta. Apa sebelum ini Bapak pernah jatuh dari motor? "Ya, itu sudah pasti," kata sang anak lagi. Menurut istri Lumenta, dulu suaminya pernah jatuh dari sepeda motor, dan tangan kiri yang cedera. Kini yang kanan. Bagi dirut berusia 54 tahun ini, meluncur Jakarta-Cirebon pulang-balik, soal sepele. Dikebutnya BMW 1.000 cc-nya sampai 140 km per jam, dan jarak sekitar 200 km ditempuhnya hanya kira-kira dua jam. Berjaket kulit, berhelm, bersepatu tinggi, mungkin dengan kecepatan setinggi itu ia ingin membuktikan, di darat pun ia bisa secepat Fokker-Fokker Garuda - setidaknya merasa begitu. Klni, selam tangan Lumenta yang cedera, motor BMW itu pun rusak, dan kaca perisai depan pecah. Boleh taruhan, sebentar lagi orang akan melihat Yamaha 600 cc melaju, misalnya, menuju Karawang. Itulah Lumenta dengan motornya yang lain. Setan jalanan, kata orang, tak pernah jera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus