DATUK Sri Mahathir Mohamad tidak menunggu lebih lama untuk menyingkirkan lawan-lawannya dari kabinet. Keputusan itu merupakan gong bagi sinyalemen yang dilontarkan Ketua Wanita UMNO Datin Paduka Rafidah Aziz, Selasa pekan lalu. "Tidak pantas bila mereka (orang-orang yang anti-Mahathir) berubah haluan begitu saja.... Dalam politik kita tidak bersandiwara," ujar Rafidah yang terkenal vokal itu. Ia menyindir beberapa tokoh dari kubu Razaleigh-Musa Hitam yang dinilai bermuka dua, dalam kampanye memihak oposisi, sesudah kalah masih mau bertahan dalam kabinet. Tapi pada hari Selasa itu juga, Tengku Razaleigh Hamzah dan Rais Yatim - masing-masing Menteri Perdagangan & Industri dan Menteri Luar Negeri - menyerahkan surat pengunduran diri. Ini berarti keduanya tidak sempat dibebastugaskan oleh Mahathir. Pengunduran Razaleigh agak mengherankan karena tiga hari sebelumnya pangeran itu berkata, dicopot atau tidak, terserah Mahathir. Dalam memperebutkan kursi presiden (ketua) UMNO, Razaleigh kalah tipis 43 suara dari Mahathir (718 vs 761 suara). Ia pun kehilangan peluang emas untuk menjabat sebagai perdana menteri, tahta yang otomatis diperoleh bila orang terpilih sebagai ketua UMNO, partai Melayu yang berkuasa di Malaysia sejak negeri itu merdeka. Yang terjaring jala pembebastugasan Kamis, dua hari kemudian, adalah tiga menteri dan empat timbalan menteri - semua dari kubu Razaleigh-Musa Hitam. Padahal, mereka terpilih sebagai anggota Dewan Tertinggi UMNO, di antaranya bekas Menteri Pertahanan Abdullah Ahmad Badawi. Yang disebut terakhir ini bahkan terpilih sebagai naib (wakil) presiden UMNO pada peringkat kedua, sedangkan naib pertama adalah Datuk Seri Wan Mokhtar Ahmad dan yang ketiga Menteri Pendidikan Anwar Ibrahim. Banyak pengamat berpendapat Badawi adalah saingan kuat Anwar Ibrahim, "putra mahkota" yang kini sedang dipersiapkan oleh Mahathir. Surat pemberhentian itu, yang pada amplopnya tertulis "confi dential", resmi berlaku 7 Mei. Di luar Ahmad Badawi, enam tokoh penting lainnya yang tersingkir adalah: Menteri Kesejahteraan Datuk Shahrir Abdul Samad, Menter pada kantor PM Datuk Abdul Ajib Ahmad Timbalan Menlu Datuk Abdul Kadir Sheik Fadzir, Timbalan Menteri Perindustrian Datuk Radzi Sheikh Ahmad, Timbalan Menteri Perhubungan Datin Paduka Rahmah Osman, dan Timbalan Menteri Pos Telekomunikasi Datuk Zainal Abidin Zin. Tanpa mereka kabinet Mahathir kini sudah bis dinyatakan "bersih". Pembersihan itu sendiri agak me nyimpang dari keterangan Mahathir dan beberapa tokoh UMNO seperti Sanusi Junid dan Anwar Ibrahim. Keduanya berusah meyakinkan semua pihak bahwa orang-orang kalah tidak akan diremehkan. Kini yang terjadi justru sebaliknya. "Semua terkena, tidak ada yang lolos," kata seorang diplomat Barat di Kuala Lumpur. "Tampaknya, Dr. Mahathir balas dendam," ujarnya lebih lanjut. Dari tiga menteri yang tersingkir, agaknya hanya Menteri Datuk Shahrir Abdul Samad saja yang mengatakan tidak akan mundur secara sukarela. Dia tidak melihat ada alasan kuat untuk mundur, terutama karena ia terpilih sebagai arlota Dewan Tertinggi UMNO. Shahrir menyatakan bahwa nasibnya terpulang pada Mahathir. "Hak prerogatif untuk menunjuk atau memberhentikan seorang menteri ada di tangan Perdana Menteri," katanya. Dan hak itu ternyata dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Mahathir. Seorang pengamat menilai pembersihan terhadap orang-orang Razaleigh-Musa sengaja dilancarkan Mahathir dengan tujuan memantapkan kontrolnya atas partai. Tanpa jabatan dalam kabinet, orang-orang oposisi itu tidak mungkin menggunakan sarana pemerintah untuk menggalang kekuatan dalam UMNO. "Mereka tidak bisa lagi membangun massa pendukung melalui pos-pos pemerintah," kata seorang diplomat Barat. Seorang menteri -- yang tidak disebut namanya--mengatakan bahwa pembersihan memang harus dilakukan. "Itulah harga yang harus mereka bayar setelah mengecam kebijaksanaan pemerintah," katanya seraya menambahkan, "mereka yang tidak mengundurkan diri adalah politikus gadungan." Tapi ada juga diplomat yang menilai bahwa pemecatan itu tak ubahnya tonjokan yang dl!ayangkan Mahathir terhadap saingan-saingannya. Apapun kata orang, pendapat bekas Menteri Datuk Ajib Ahmad justru dewasa dan tidak memihak. Dikatakannya, Mahathir memerlukan tim yang bisa bekerja sama dengannya, yakin pada kepemimpinan dan usaha-usahanya. Ini berarti orang-orang yang menentangnya harus menyingkir. Sementara Mahathir dan istrinya Seri Paduka Dr. Siti Hasmah bertolak ke AS dan Jepang - untuk kunjungan pribadi, orang-orang dari kubu Razaleigh-Musa kini tampak prihatin. Masa depan mereka tidak lagi cerah, paling tidak sampai tahun 1990 nanti. Mereka tetap mengabdi UMNO, tapi peluang untuk merebut kursi-kursi penting sudah hilang. Apalagi Mahathir mulai mempersiapkan pengganti, Anwar Ibrahim umpamanya. Dan dari susunan kabinet baru yang akan diumumkan sesudah 14 Mei depan, akan jelaslah siapa saja orang penting Malaysia yang akan berperan di Tanah Semenanjung itu selama tiga tahun mendatang. I.S., Laporan Ekram H. Attamimi (Kuala Lumpur)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini