Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper, memerintahkan penghentian pergerakan dan perjalanan militer hingga 60 hari terkait penyebaran wabah virus Corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Langkah ini dilakukan untuk membatasi kemungkinan penyebaran virus Corona di antara tentara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ini merupakan langkah besar oleh kementerian Pertahanan dan berdampak pada semua pasukan di luar negeri.
“Tujuan dari perintah ini adalah memastikan kita tidak membawa virus itu kembali ke rumah dan menginfeksi orang lain. Kita juga tidak ingin virus ini menyebar di dalam personel militer,” kata Esper seperti dilansir Reuters pada Kamis, 26 Maret 2020.
Esper mengatakan perintah ini berlaku untuk semua anggota pasukan, personel sipil dan keluarga mereka. Namun, ada beberapa pengecualian.
Pengecualian berlaku untuk proses penarikan pasukan dari Afganistan, yang akan terus berlangsung.
AS telah menyatakan akan mengurangi jumlah pasukan dari 13 ribu tentara ke 8.600 tentara dalam 135 hari sejak penandatanganan perjanjian damai dengan Taliban pada Februari 2020.
Sedangkan penarikan semua pasukan AS dan koalisinya akan terjadi dalam 14 bulan sejak penandatanganan kesepakatan itu dilakukan. Itu jika Taliban memenuhi kesepakatan ini agar tidak menyerang pasukan AS.
“Itu (perintah penghentian pergerakan) tidak akan berdampak ke sana,” kata Esper soal penarikan pasukan AS dari Afganistan.
Perintah penghentian pergerakan pasukan ini menggambarkan kekhawatiran Pentagon yang meningkat terkait penyebaran virus Corona ini.
Sebanyak 227 orang anggota pasukan AS telah terinfeksi virus ini. Jumlah itu naik 30 persen dalam beberapa hari.
Secara nasional, jumlah warga yang terinfeksi virus Corona di AS mencapai sekitar 68 ribu orang. Jumlah korban meninggal hingga Rabu mencapai sekitar 1.000 orang.
Wabah virus Corona ini menyebar di ibu kota Wuhan, Provinsi Cina bagian tengah sejak Desember 2020. Seperti dilansir Channel News Asia, wabah ini diduga menyebar dari pasar hewan di kota itu dan menjangkiti warga. Sebanyak 198 negara telah terkena wabah ini dengan jumlah infeksi mencapai lebih dari 441 ribu orang dengan korban jiwa lebih dari 20 ribu orang.