Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang di Gaza pada Minggu, 16 Juni 2024, melaksanakan salat Idul Adha di tengah puing-puing dan bangunan yang hancur. Mereka melaksanakan salat Idul Adha dalam suasana muram yang ditandai dengan berlanjutnya agresi Israel dan tidak adanya kegembiraan pada hari raya tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Koresponden kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan ratusan jamaah melaksanakan salat Idul Adha di berbagai wilayah Gaza, di atas puing-puing, di sisa-sisa bangunan mesjid, dan di tempat terbuka, sambil membawa serta anak-anak mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Semangat perayaan Idul Adha yang tenang tidak ada. Sebab agresi Israel yang tiada henti yang telah berlangsung selama sembilan bulan.
Para pemimpin salat Idul Adha menekankan pentingnya menjenguk keluarga dari kerabat mereka yang sudah meninggal, korban luka, dan narapidana untuk menjaga tali silaturahmi. Mereka menekankan perlunya memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yatim piatu, serta anak-anak korban luka dan tahanan.
Sedikitnya 1,7 juta orang - 75 persen dari populasi Gaza - telah mengungsi, bahkan beberapa kali lipat akibat serangan militer Israel. Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kondisinya sangat menyedihkan. Situasi kesehatan masyarakat berada di luar tingkat krisis. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza menjadi reruntuhan.
Persediaan medis dan bahan bakar langka atau bahkan tidak ada sama sekali. Lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza tidak memiliki cukup air minum bersih dan menghadapi tingkat kelaparan yang parah. Lebih dari 50 ribu anak membutuhkan perawatan untuk malnutrisi akut.
Ironisnya, setidaknya setengah dari seluruh misi bantuan kemanusiaan ditolak, dihambat, atau dibatalkan karena alasan operasional atau keamanan. Sejak serangan terhadap penyeberangan perbatasan Rafah satu bulan lalu, aliran bantuan kemanusiaan yang sangat penting bagi warga Gaza – yang sudah sangat tidak memadai – malah anjlok hingga dua pertiga
Sumber: WAFA
Pilihan editor: Setelah Jemaah Haji Melempar Jumrah di Mina, ke Mana Perginya Kerikil-kerikil Itu?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini