Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Idul Adha, penting untuk mengetahui cara menyimpan daging. Chef Stefu Santoso memberi tips menyimpan daging ketika dalam kondisi mati listrik atau tidak tersedia kulkas di rumah. Meskipun sulit, cara ini tetap bisa dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Daging setelah kita terima memang penyimpanannya harus di suhu dingin atau di bawah 5 derajat. Kalau mau diakali, salah satunya beli stirofoam,” jelas Stefu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum meletakkan ke dalam stirofoam, bungkus daging dengan rapat menggunakan plastik agar tidak ada udara yang masuk. Setelah itu, masukkan daging ke dalam stirofoam lalu kubur dengan es batu. Metode itu bisa membuat daging bertahan paling tidak selama 1 x 24 jam.
“Stirofoam adalah satu-satunya alat yang bisa menjaga suhu di dalam tapi dalam kondisi tertutup,” kata Stefu.
Taburkan garam
Jika daging sudah terkubur es batu, taburkanlah garam ke dalam stirofoam supaya suhu dingin di dalamnya bisa bertahan agak lama. Berkat garam, es batu tidak mudah mencair. Ketika ingin memasak daging tersebut, Stefu mengimbau untuk memeriksa kondisinya untuk memastikan masih layak konsumsi atau tidak.
Salah satu cara untuk menilai apakah daging masih layak konsumsi adalah dari aroma. Daging yang membusuk akan mengeluarkan bau tidak sedap. Warna daging yang sudah tidak baik biasanya berubah membiru atau kehijauan.
“Kalau ada warna kayak transparan, selama enggak berbau enggak apa-apa. Tapi, kalau sudah berwarna biru, kehijauan, sebaiknya jangan dikonsumsi,” ujarnya.
Meski demikian, ia tetap menyarankan daging disimpan di kulkas dengan suhu di bawah 5 derajat celcius, lebih baik jika diletakkan di dalam pembeku.
"Kalau di dalam freezer, biasanya daging bisa bertahan selama setahun tapi tergantung, dengan syarat kulkas tersebut tidak pernah mengalami perubahan suhu yang signifikan," tuturnya.
Pilihan Editor: Tips Makan Daging dan Tetap Sehat saat Idul Adha